Septi Diajeng, Jangan Merasa Terlalu Tua untuk Memulai Sesuatu!

Iniloh.com Jakarta- Jakarta Selatan era 90-an menyimpan kenangan indah dalam benak Septi Diajeng.

Jakarta pada masa 90-an sangat tenang,” kenangnya dengan nada rindu.

Masa kecilnya diwarnai permainan tradisional seperti layang-layang, kasti, gundu, engklek, dan petak umpet. “Bermain di lahan luas, manjat pohon petik buah,” tambahnya.

Namun, ia menyadari perubahan zaman: “Sekarang sudah sulit dilakukan karena lahan semakin sempit akibat pembangunan dan padat penduduk.”

Kenangan itu bukan sekadar nostalgia, melainkan fondasi yang membentuknya menjadi pribadi yang lentur namun berprinsip.

Perjalanan karir Septi adalah contoh nyata tentang bagaimana keterpaksaan bisa berubah menjadi peluang.

Awal mula karir karena tidak ada pilihan setelah pindah ke Surabaya,” akunya dengan jujur.

Pindah ke kota yang awalnya asing memutus mimpinya di dunia akting: “Yang awalnya suka bermain sinetron, film, dan modeling di Surabaya tidak ada.”

Namun, kecintaannya pada industri televisi tak pudar.

Ia beradaptasi dengan menjadi presenter, lalu berkembang menjadi MC. Yang menarik, ia tidak berhenti di sana.

Multiverse Creative adalah agency yang mengakomodir kebutuhan klien pada bidang digitalisasi,” jelasnya tentang startup yang didirikannya.

Keputusannya ini lahir dari “kecintaanku pada industri media” – sebuah bukti bahwa passion yang tulus akan selalu menemukan jalannya.

Septi membagikan resep hidupnya dengan tiga tips praktis. Pertama, selalu buat koneksi baru dengan semua orang dari berbagai kalangan.

Kedua, cinta pada diri sendiri dengan menghindari hal-hal toxic.

Ketiga, selalu upgrade diri dengan hal-hal baru. Ketiganya adalah paket komplit untuk menjalani hidup yang seimbang antara perkembangan karir dan kesehatan mental.

Pesan Septi untuk pembaca begitu powerful dan lahir dari pengalaman pribadi.

“Jangan merasa terlalu tua untuk memulai sesuatu yang baru. Mencintai diri sendiri hukumnya wajib.

Jangan pernah takut bermimpi. Jangan pernah menyesal menjadi orang baik kepada orang yang menyakitimu.”

Kalimat ini mengandung kebijaksanaan hidup yang dalam  bahwa kebaikan kita pada orang lain adalah tentang karakter kita, bukan tentang bagaimana mereka membalasnya.

Melalui perjalanan Septi Diajeng, kita belajar bahwa perubahan bukanlah akhir, melainkan awal dari petualangan baru.

Dari anak Jakarta yang bermain layang-layang di lahan kosong, ke pemain sinetron, ke MC, hingga founder agency digital, setiap fase adalah babak baru yang saling terhubung.

Septi adalah inspirasi bahwa ketika satu pintu tertutup, kita bisa membuka jendela  atau bahkan membangun pintu baru sendiri.

Dari layar kaca ke layar digital, ia membuktikan bahwa passion yang tulus akan selalu menemukan mediumnya.

 

 

Source image: Septi

You May Also Like

Violina, Jangan Merasa Minder Atau Tak Sanggup Kita Punya Tuhan!
Violina, Jangan Merasa Minder Atau Tak Sanggup Kita Punya Tuhan!
dr. Septi Listiyo: Jangan Pernah Menyerah, Setiap Tantangan Adalah Peluang untuk Belajar dan Berkembang
dr. Septi Listiyo: Jangan Pernah Menyerah, Setiap Tantangan Adalah Peluang untuk Belajar dan Berkembang
Syinto Isti Husada, Jangan Pernah Merasa Iri dengan Pencapaian Orang Lain
Syinto Isti Husada, Jangan Pernah Merasa Iri dengan Pencapaian Orang Lain
Intan Sarafina, Dengan Berolahraga Ku Merasa Lebih Bertenaga dan Siap Hadapi Tantangan Hidup
Intan Sarafina, Dengan Berolahraga Ku Merasa Lebih Bertenaga dan Siap Hadapi Tantangan Hidup
Nisya, Kita Jangan Pernah Merasa Kecil Hati, Tetaplah Bersyukur
Nisya, Kita Jangan Pernah Merasa Kecil Hati, Tetaplah Bersyukur
Mia Liana, Lakukan Sesuatu Sesuai Porsi Kita Jangan Terlalu Keras pada Diri Sendiri
Mia Liana, Lakukan Sesuatu Sesuai Porsi Kita Jangan Terlalu Keras pada Diri Sendiri