Serpihan Swara, Esensi Kecantikan Ialah Keberanian Menulis Ulang Jalan Hidup Kita Sendiri
Iniloh.com Jakarta- “Ngawi itu seperti pelukan pertama yang tak terlupakan,” ujar Serpihan Swara tentang kota kelahirannya.
Di kota kecil nan tenang di Jawa Timur inilah gadis berdarah Jawa itu menghabiskan masa kecilnya, jauh dari gemerlap metropolitan.
Ibunyalah yang pertama kali membawanya ke dunia fashion, mengajaknya berlenggok di atas panggung lomba fashion show sejak usia dini.
“Ibu selalu percaya, setiap anak punya cahayanya sendiri,” kenangnya.
Meski kini telah merantau, kehangatan kampung halaman dan nilai-nilai kesederhanaan tetap melekat dalam hidupnya.
Swara memilih merantau ke Yogyakarta untuk kuliah di jurusan Ekonomi Perbankan pilihan yang jauh dari bayangan catwalk masa kecilnya.
Tapi takdir punya rencana lain. Saat masih berkuliah, talentanya terendus oleh pencari model lokal.
“Awalnya coba-coba, tapi ternyata jatuh cinta,” akunya.
Bertahun-tahun menjadi model, di usia 28 tahun (tepatnya 2022), ia mengambil langkah berani: terjun sebagai Makeup Artist (MUA).
“Saya sadar: ini dunia saya,” katanya mantap. Padahal, latar belakang pendidikannya tak ada hubungannya dengan dunia beauty.
Kini, Swara menjalani profesi impiannya yang ia sebut sebagai hobi yang dibayar.
Saat ditanya rahasia merawat kecantikan, jawabannya mengejutkan:
“Tidak ada yang spesial!” Prinsipnya sederhana dan alami.
Pertama, ia rajin berolahraga, bukan di gym mewah, tapi dengan gerak tubuh yang konsisten.
Kedua, ia sangat menjaga tidur yang cukup dan anti begadang tanpa alasan kuat.
Terakhir, bahkan kebahagiaan menjadi kuncinya, karena ia meyakini bahwa kecantikan yang dipaksakan takkan bertahan.
Tak ada ritual 10 langkah rumit atau ketergantungan pada produk mahal dalam rutinitasnya. Bagi Swara, fondasi kecantikan terbaik adalah inner peace yang berasal dari dalam.
Di balik senyumnya yang selalu cerah, tersimpan harapan mendalam: “Semoga saya bisa memberikan berkah untuk anak dan keluarga, dan bermanfaat bagi orang sekitar.”
Tapi satu prinsip tak pernah ia kompromi:
“Menjadi wanita dinafkahi itu wajib, tapi berpenghasilan itu adalah prinsip.”
Kalimat itu bukan sekadar quote, tapi filosofi hidupnya.
Baginya, kemandirian finansial adalah bentuk penghormatan pada diri sendiri tanpa menafikkan harmoni keluarga.
Perjalanan hidup Swara membentuk sebuah mozaik kontras yang indah.
Ia memulai dari panggung kecil fashion show di Ngawi, lalu berkembang menjadi Makeup Artist (MUA) yang dipercaya menguasai wajah-wajah klien di Yogyakarta.
Latar belakang pendidikannya di dunia perbankan pun bertransformasi menjadi keahlian praktis dalam mengaplikasikan kontur dan highlight.
Dari seorang gadis desa, Swara tumbuh menjadi perempuan mandiri yang meyakini bahwa rezeki sejati dapat datang dari mengikuti passion.
Kini, di setiap kuas makeup yang ia pegang, terkandung ingatan mendalam tentang panggung kecil masa kecilnya, doa tulus sang ibu, dan keberaniannya yang tak ternilai untuk mengubah takdir.
Bagi Swara, esensi kecantikan tidak hanya terletak pada kulit, tetapi lebih pada keberanian untuk menulis ulang jalan hidupnya sendiri.
Source image: swara

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










