Shania Salsabila, Abaikan Pendapat Negatif Orang Lain, Fokus dan Wujudin Mimpi Kita
Iniloh.com Pontianak- Shania Salsabila berasal dari Pulau Kalimantan tepatnya di kota Pontianak, Kalimantan Barat. Ia biasa dipanggil Shania.h
Shania sosok yang suka bercanda dan suka berbagi cerita menarik. Kepada noselid, ia juga berbagi sebuah cerita menarik, katanya banyak yang bilang kalau Pontianak itu kota hantu. “Karena Pontianak sama dengan kuntilanak hehe,” ujar Shania.
Namun, tak hanya itu saja. Pontianak juga terkenal sebagai kota yang dilewati oleh garis Katulistiwa. Dampaknya, kota Pontianak memiliki cuaca panas. Walaupun begitu, menariknya kulit penduduknya tetap putih.
“Untuk masyarakat disini ya kaya masyarakat pada umumnya yang tinggal di kota, yang masing masing sibuk kerja, kuliah, sekolah, dan lain-lain tetapi disini juga tolong menolong dan kepeduliannya masih kuat dibalik kesibukan masing masing,” ujar Shania.
Shania sendiri tinggal di Pontianak bersama papa dan adiknya. Papanya sudah lama berpisah dengan mamanya.
“Sejak SD orang tuaku sudah berpisah, tetapi tetap satu kota hanya saja jarak antara rumah mama dan papa cukup jauh,” ungkap Shania.
Shania berbagi kisah mengenai usahanya menggapai cita-cita. Sebenarnya Shania ingin menjadi seorang psikolog. Ia ingin membantu orang-orang yang memiliki penyakit mental dan psikis.
“Tetapi ternyata rezeki ku gak di psikologi. Empat kali aku daftar tidak ada satupun yang lolos. Akhirnya aku memutuskan untuk mengambil Jurusan Keperawatan karna menurut aku perawat juga sama-sama bisa menolong orang banyak dan skillnya jauh lebih banyak,” ungkap Shania.
Shania menceritakan suka dukanya saat menempuh pendidikan. Di awal perkuliahan kondisi keluarganya jadi omongan orang. Banyak yang meremehkan keputusan Shania, bahkan ada yang bilang, “Paling gak bisa jadi apa apa, kuliahnya paling gak sampai selesai”.
Kata-kata tersebut sempat membuat mental Shania drop, tetapi ia berusaha untuk terus maju. Sekarang, Shania bersyukur tidak berhenti pada saat itu juga. Ia sudah lulus studi S1 dan akan melanjutkan pendidikan profesi.
Selain diremehkan orang, tantangan Shania sebelumnya di awal perkuliahan adalah menaklukkan rasa takutnya sendiri. Shania takut pada darah. Ditambah lagi, ia juga sulit bersosialisasi.
“Tetapi setelah dijalani ternyata asik juga ketemu sama orang banyak, bisa bertukar fikiran, bisa nambah ilmu dan skill, selalu dapat hal-hal positif dari pasien dan keluarganya. Tetapi terkadang juga ada beberapa keluarga pasien yang gak mau kalau tindakannya dilakukan sama mahasiswa, itu agak bikin sakit hati sih tapi ga papa,” kata Shania.
Tips menjalani kehidupan yang bisa dibagikan Shania untuk pembaca ialah kuatkan tekad di awal. Khususnya kepada teman-teman yang ingin mengambil jurusan keperawatan, pastikan sudah yakin mengambil jurusan keperawatan.
“Karena biaya kuliahnya lumayan gede dan juga waktu perkuliahannya lama. Jadi sayang kalau harus berhenti ditengah jalan. Sama harus punya pemikiran “temen-temen aku bisa, masa aku gak bisakalau misalnya mulai merasa gagal atau mulai merasa kesulitan,” kata Shania.
Shania merasakan kebanggaan bisa menjadi perawat. Salah satu momen yang membuatnya bangga adalah ketika merawat pasien dan pasien itu dinyatakan sembuh. Ia merasa bahagia sekali karena bisa bantu orang-orang yang membutuhkan.
“Ditambah lagi ketika mendengarkan doa-doa tulus dari mereka. Dan yang paling buat aku bangga jadi perawat itu tugasnya mulia walaupun dibilang gajinya kecil tapi biaya kuliahnya mahal. Gapapa, karena menolong orang itu unggul di mata Allah. Dan juga bikin bangga orang tua karena bisa berhasil jadi manusia yang berguna untuk banyak orang,” papar Shania.
Shania berharap bisa melanjutkan pendidikan sampai S2. Kemudian ia memiliki visi untuk bekerja di perusahaan atau tambang. Hal terpenting lain yang diharapkan oleh Shania adalah bisa membuat orang tua dan keluarga besarnya bangga.
“Bisa membuktikan ke orang-orang yang merendahkan aku dan keluarga karena aku berasal dari keluarga yang broken. Jadi acuan untuk adik aku supaya bisa jauh lebih berhasil dari kakaknya,” imbuh Shania.
Untuk teman-teman yang mungkin bernasib sama seperti Shania, Shania berpesan jangan pernah dengarkan orang-orang yang berusaha merendahkan kita. Omongan mereka justru harus diubah menjadi acuan agar kita bisa mencapai keberhasilan ke depannya.
“Buktikan ke mereka bahwa gak semua yang broken itu gak punya masa depan. Kalaupun masih ada yang omongin kita, anggap aja bahwa mereka itu jauh dibawah kita makanya mereka menjelekan kita. Selalu ingat bahwa Allah tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hambanya dan 2 kali Allah sebutkan dalam al-qur’an bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Jadi harus semangat dan tidak boleh menyerah hanya karna mulut mulut orang diluar sana,” tutur Shania.
Demikian itu profil Shania Salsabila, seorang wanita yang tak mau menyerah dan bertekad kuat membantu banyak orang melalui profesinya sebagai perawat. Semoga semangat Shania memberikan manfaat untuk kamu.
Source image: shania

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










