Sherina, Gagal Tak Apa Lama-lama Jadi Luar Biasa!
Iniloh.com Jakarta- Udara tropis yang hangat, bahkan kerap terik, bukanlah halangan bagi Sherina untuk merasakan kebahagiaan sejati di tanah kelahirannya, Bandar Lampung.
Di kota inilah ia menghabiskan masa kecil hingga menuntut ilmu di perguruan tinggi. Yang paling membekas bukanlah cuacanya, melainkan kehangatan manusianya.
“Semua orangnya penuh rasa sayang dan kekeluargaan,” kenang Sherina.
Suasana penuh cinta dan kekeluargaan inilah yang menjadi fondasi karakter dan pandangannya tentang kehidupan, membentuknya menjadi pribadi yang menghargai hubungan dan kebersamaan.
“Jadi walaupun panas tapi merasa happy,” ungkapnya, menggambarkan betapa kuatnya ikatan emosional yang mengalahkan ketidaknyamanan fisik.
Kini, kesibukan Sherina berpusat pada dua dunia yang membutuhkan dedikasi tinggi: bisnis dan tenis.
Sebagai pemilik small business, ia menikmati kebebasan dan tanggung jawab yang datang bersamanya.
“Sukanya aku bisnis lebih bisa manage waktu untuk diri sendiri, menjadi leader untuk diri sendiri,” jelasnya tentang daya tarik menjadi bos bagi dirinya sendiri.
Namun, jiwa kompetitif dan disiplinnya tak hanya tersalurkan di dunia usaha.
Setiap hari, di sela-sela kesibukannya mengelola bisnis, Sherina menyempatkan diri untuk melangkah ke lapangan tenis.
Rutinitas 2-3 jam berlatih atau bermain tenis bukan sekadar hobi, tapi juga bentuk komitmen pada disiplin diri dan menjaga keseimbangan hidup.
Dua dunia ini saling mengisi: keteguhan di lapangan mencerminkan ketangguhannya menghadapi fluktuasi bisnis.
“Dukanya paling profit naik turun ya tapi sejauh ini masih aman,” akunya realistis namun optimis.
Sherina memandang masa depan dengan harapan yang mulia dan praktis.
Di puncak keinginannya adalah menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri terus berkembang dan memaksimalkan potensi.
Ia juga ingin menjadi pribadi yang disenangi banyak orang, mencerminkan nilai kekeluargaan yang ditanamkan sejak kecil di Bandar Lampung.
Stabilitas finansial menjadi tujuan penting, bukan semata untuk kemewahan, melainkan sebagai sarana untuk mewujudkan harapan yang lebih besar: panjang umur.
Dan umur yang panjang itu dimaksudkannya untuk satu tujuan mulia, agar mampu membahagiakan keluarga dan orang disekitarnya.
Baginya, kesuksesan dan umur panjang adalah alat untuk menebar kebahagiaan dan kebaikan kepada orang-orang terkasih dan komunitasnya.
Perjalanan Sherina, baik di bisnis, di lapangan tenis, maupun dalam kehidupan, tentu tidak selalu mulus. Namun, ia memiliki mantra penyemangat yang dalam:
“Terbentur, terbentur, terbentuk. Gagal nggak apa-apa. Lama-lama juga jadi luar biasa.”
Source image: sherina

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










