Siska Hariani, Jangan Pernah Menyesali Segala Sesuatu!
Iniloh.com Jakarta- Di timur bumi Serambi Mekah, tepatnya di Kota Langsa, Aceh, hiduplah seorang perempuan dengan ketegaran yang terpancar dari senyumnya yang tulus.
Siska Hariani, seorang perempuan bersuku Jawa yang justru lahir dan dibesarkan di tanah Aceh, telah menjadikan Langsa sebagai seluruh kehidupannya.
“Kampung yang indah sejuk dan bersahaja,” ujarnya tentang kota yang tidak hanya memberinya nafas, tetapi juga mengajarkannya arti kehidupan sejak dini.
Di balik keindahan dan kesederhanaan Langsa, tersimpan sebuah babak pilu dalam hidup Siska.
Di usia yang sangat belia, sembilan tahun, ia harus kehilangan sang ayah dan resmi menyandang status sebagai yatim.
Peristiwa itu bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah perjalanan yang membentuknya menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh.
Dari ranah domestik sebagai ibu rumah tangga, Siska mengukir jalan barunya dengan menjadi seorang pegawai di salah satu instansi perkantoran di daerahnya.
Ini adalah sebuah lompatan yang menunjukkan semangatnya untuk terus berkembang dan berkontribusi.
Namun, di sela-sela kesibukan profesional dan domestiknya, ia dengan bijak meluangkan waktu untuk dua hal yang ia cintai: olahraga dan masak.
Keduanya bukan sekadar hobi, melainkan terapi yang menyegarkan jiwa dan raga, mengisi kembali energinya yang terkuras oleh rutinitas.
Yang mengagumkan dari Siska adalah sikapnya dalam menjalani hidup. Ketika ditanya tentang suka duka, jawabannya sederhana namun penuh kebijaksanaan:
“Gak ada sih dinikmati aja sesuai porsinya gak maksa.”
Frasa “dinikmati aja sesuai porsinya” adalah kunci utama filosofi hidupnya.
Ia tidak melawan arus kehidupan dengan kekecewaan, tetapi belajar untuk mengapung di atasnya, menerima segala sesuatu dalam porsi yang wajar, tanpa memaksakan kehendak.
Ini adalah bentuk kedewasaan yang lahir dari penerimaan diri yang dalam.
Harapan-harapan Siska untuk masa depan mencerminkan jiwa yang bersyukur dan tawakal.
Ia tidak meminta kekayaan atau kemewahan, melainkan hal-hal yang mendasar dan penuh berkah: perlindungan, kelancaran urusan dan rezeki, kesehatan, keselamatan untuk keluarga, serta yang terpenting, ketenangan dan selalu bersyukur dalam segala hal.
Dalam doanya, terlihat jelas bahwa ketenangan jiwa dan rasa syukur adalah harta yang paling ia junjung.
Dari seluruh perjalanan hidupnya, dari masa kecil yang diwarnai kehilangan hingga kesehariannya yang penuh dengan syukur, Siska ingin menyampaikan sebuah pesan yang dalam dan menyentuh.
“Pesennya masa lalu adalah guru,” begitulah ia memulai.
Pesannya adalah sebuah wejangan hidup yang ia buktikan sendiri:
“Jangan pernah menyesali segala sesuatu yang terjadi, tetep jadi baik appun yang terjadi, tetep jadi diri sendiri.
Jangan pernah berharap pada manusia.
InsyaAllah hal-hal baik akan kembali baik, tetap fokus jalan terus, semangat dan jangan pernah putus asa.”
Source image: siska

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










