Siti Nurhasanah Sukandi Putri, Bangga dengan Identitas Diri!
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan besar di Indramayu, tanah pesisir utara Jawa yang kaya akan pantai mempesona dan keragaman budaya, Siti Nurhasanah Sukandi Putri akrab disapa Anah bukan sekadar mahasiswi biasa.
Di usia muda sebagai semester 2 Program Studi Ilmu Hukum Universitas Wiralodra, Anah telah melampaui batas ruang kuliah untuk menjadi motor penggerak pemuda dan penjaga warisan budaya di tanah kelahirannya.
Bagi Anah, Indramayu bukan sekadar tempat tinggal.
Keindahan alamnya, kekayaan tradisinya, dan keberagaman adat istiadatnya telah membentuk jati dirinya.
Kebanggaan akan tanah kelahiran ini tak hanya ia rasakan, tapi juga ia wujudkan dalam tindakan nyata.
Dari rumahnya yang sederhana, ia membangun ruang kreatif bagi masyarakat: Sanggar Tari Trismara Bhakti.
Setiap Minggu, rumah Anah berubah menjadi pusat denyut kesenian.
Sanggar Trismara Bhaktinya terbuka untuk semua kalangan, dari kanak-kanak hingga dewasa.
Di sini, ia tak hanya mengajarkan gerak tari tradisional, tapi juga menanamkan cinta pada akar budaya Indramayu.
Sanggar ini menjadi bukti komitmennya bahwa pelestarian budaya bisa dimulai dari langkah kecil, dari ruang sendiri.
Namun, kontribusi Anah tak berhenti di seni. Sebagai Duta GenRe (Generasi Berencana) Terbaik 1 Kabupaten Indramayu 2024 (dan kini Duta GenRe Jawa Barat 2024!), kepeduliannya pada isu sosial melahirkan inovasi brilian: Program TRI BERSI (Tiga Pencegahan Bersama Siti).
Terinspirasi dari masalah riil di Indramayu Pernikahan Dini, Bullying, dan Stunting Anah merancang program dengan tiga pilar strategis, yaitu Bersi Ceting atau cegah stunting, Bersi Celing atau cegah bullying dan Bersi Cenidi atau Cegah Nikah Dini.
Visi besarnya jelas: “Gerakan Tri Bersi Mewujudkan Generasi yang siap beraksi dan berkompetisi“.
Program inilah yang mengantarnya mewakili Indramayu di Apresiasi Duta GenRe Jawa Barat dan meraih gelar prestisius Duta GenRe Jabar 2024.
Menjadi mahasiswi hukum sekaligus penggerak sanggar dan program sosial tentu bukan perkara mudah.
Anah mengakui ada suka duka. Tapi, “Dukanya ketutup sama sukanya”.
Kebahagiaan terbesarnya? “Rasanya gabisa di ungkapkan dengan kata-kata kalo sudah bertemu, berdiskusi dan bercerita bersama teman’ remaja.”
Interaksi langsung dengan remaja yang ia dampingi menjadi energi tak ternilai. Kunci mengelola segudang aktivitasnya? Skala Prioritas.
“Kegiatan yang jadwalnya bersamaan bisa teratasi dengan tidak meninggalkan keduanya,” ujarnya, menunjukkan kedisiplinan dan kecerdasan manajemen waktu yang luar biasa untuk usianya.
Harapan Anah untuk masa depan terpancar jelas: mempertahankan eksistensi Trismara Bhakti dan Tri Bersi, serta terus membantu perkembangan remaja Indramayu.
Ia ingin langkah-langkah kecilnya menginspirasi remaja lain untuk terbang tinggi dan menciptakan karya yang bisa bersaing di era modern. Keyakinannya teguh:
“Saya yakin dan percaya bahwa langkah kecil yang dilakukan secara konsisten dapat membuahkan hasil yang optimal.”
Baginya, kebanggaan pada Indonesia lahir dari merayakan perbedaan:
“Semoga kita semua tetap bangga dengan banyaknya perbedaan Ras, Suku, Budaya, Kebiasaan dan Bahasa.”
Pesan penutupnya adalah sebuah manifesto harapan:
“Indonesia Emas Tercipta dari Anak Indonesia yang Terencana.”
Source image; anah
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
