Siti Sulanjari, Olahraga Adalah Investasi Kesehatan Jangka Panjang
Nosel Jakarta- Siti Sulanjari lahir di sebuah kota kecil di daerah Jawa Tengah dan tumbuh besar di Tangerang Selatan. Ia adalah seorang karyawan swasta yang masih kuliah.
Sulanjari memiliki semangat untuk menciptakan keseimbangan antara tanggung jawab pekerjaan di kantor, pekerjaan di rumah, tugas kuliah dan sebagainya dengan pola hidup sehat melalui aktivitas olahraga atau work life balance.
Menurut dia, work life balance ini membantu meningkatkan kondisi tubuh dan mental yang sehat.
“Saya emang suka olahraga, dari sekolah dasar sampai kuliah udah mengikuti olahraga volley ball. Di masa pandemi covid, di pertengahan tahun 2020, itu membuka niat baik saya untuk mulai makin serius olahraga dan memang ada target juga yang ingin saya capai untuk bisa menurunkan berat badan menjadi ideal,” bongkar Sulanjari.
Dari niat itu, Sulanjari mulai konsisten olahraga. Pertama-tama dimulai dari jalan santai kemudian bersepeda. Setelah itu berlari. Ketika bersepeda, Sulanjari melihat banyak juga orang-orang yang berlari dan cukup bosan juga jika hanya bersepeda saja.
“Akhirnya saya memutuskan untuk mencoba lari, dari coba-coba, saya penasaran browsing cari informasi bagaimana cara lari agar tidak mudah ngos-ngosan, tidak sakit kakinya karena yang saya alami pertama kali berlari ya itu mudah ngos-ngosan dan kaki sakit,” kata Sulanjari.
Ia dengan mudah menemukan informasi yang diinginkannya di internet. Sulanjari menemukan fakta bahwa olahraga lari memiliki teknik-teknik khusus untuk menunjang performa berlari.
“Hingga pada akhirnya saya makin tertarik sama olahraga lari. Intensitas olahraga lari inilah yang jadi semakin meningkat. Diselingi juga dengan dengan bersepeda. Setelah melakukan aktivitas berlari, saya merasakan ada kepuasan tersendiri, apalagi jika seminggu tidak berlari, saya merasakan seperti ada yang kurang,” ungkapnya.
Dari olahraga lari yang dijalani oleh Sulanjari, ia berhasil mencapai target menurunkan berat badan menjadi lebih ideal. Sejak saat itu, ia menjadi lebih percaya diri. Tak hanya itu saja, Sulanjari bisa merasakan jika tubuh menjadi lebih sehat, kuat dan tidak mudah sakit.
“Di samping itu, saya mampu melawan diri saya untuk bisa berlari jauh, meskipun masih kategori Half Marathon,” ungkap Sulanjari.
Dukanya dari intensitas lari yang berlebih adalah mudah menimbulkan cidera. Ketika kualitas tidur kurang baik dan melakukan aktivitas yang padat bisa menyebabkan heart rate (detak jantuk) saat berlari menjadi kurang optimal dan tubuh menjadi kurang nyaman bagi Sulanjari.
“Saya ikut bergabung bersama komunitas lari. Dari komunitas tersebut saya bisa mendapatkan pengetahuan baru terkait teknik berlari yang baik dan benar, diberikan latihan-latihan sebagai penunjang agar kuat untuk berlari jarak jauh dan tidak mudah cidera,” jelas Sulanjari.
Jauh di dalam lubuk hati, Sulanjari berharap karir semakin lebih baik, bisa terus konsisten berolahraga sampai usia lanjut agar tetap sehat dan bugar. Selain itu, ia juga berharap mampu berlari di kategori marathon hingga ultramarathon.
“Sesibuk apapun aktivitas kita, mari kita sempatkan untuk berolahraga meskipun hanya sebentar, karena olahraga memberikan stimulus positif terhadap tubuh kita dan yang paling penting olahraga sebagai salah satu investasi kesehatan jangka panjang. Ganbatte!
Source image: Sulanjari
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
