Suci Wulandari, Berhentilah Meragukan Diri Sendiri, Bekerja Keras, dan Wujudkan!
Iniloh.com Jakarta- Dari tanah Depok pinggiran di Cimanggis, tumbuhlah seorang perempuan tangguh bernama Suci Wulandari.
Kehangatan masa kecil di sana membentuknya sebelum kehidupan membawanya berlabuh di Jogja dua tahun silam.
Perpindahan ini bukan sekadar perubahan alamat, melainkan awal babak baru perjuangan seorang istri dan ibu yang menolak diam.
Setelah menikah, gelombang keinginan untuk mandiri tak pernah surut dalam diri Suci.
“Aku menjadi ibu rumah tangga yang masih ingin berpenghasilan,” tekadnya lantang.
Awalnya, ia mengejar tren kuliner dengan berjualan nasi mentai saat hidangan itu sedang hits.
“Lumayan kebanjiran orderan,” kenangnya.
Namun, seperti roda yang berputar, usaha itu pun mulai sepi.
Di tengah kebimbangan, tantangan utamanya jelas: mencari penghasilan yang tetap memungkinkannya mengasuh anak tanpa bergantung pada pengasuh.
Dari sanalah lahir pivot kreatifnya: merambah bisnis hampers di puncak pandemi.
Bisnis ini tak hanya bertahan, tapi berkembang menjadi jasa hias seserahan (hatira), sebuah seni yang memadukan kreativitas dan makna kultural.
Ketika pindah ke Jogja mengikuti sang suami, semangatnya tak luntur.
“Aku harus ngapain yaa disini biar berpenghasilan dan berkegiatan lagi,” batinnya bergolak.
Jawabannya datang melalui sebuah komunitas beauty consultant di bawah PT Elysyle Cosmo Indonesia.
Di sinilah Suci menemukan ruang baru: tak hanya berjualan produk kecantikan, tapi juga menjadi agen pengetahuan.
Bersama timnya, ia aktif menggelar kelas makeup dan mengedukasi masyarakat tentang kesehatan kulit, mengubah kecantikan dari sekadar riasan menjadi literasi.
Perjalanan ini tentu tak mulus.
“Duka nya pasti ada saat mengalami naik turunnya usaha,” akunya jujur.
Namun, kunci kesuksesan Suci terletak pada seni orkestrasi hidup.
“Sampai saat ini semua kegiatan itu aku jalanin beriringan,” ujarnya, menekankan keahliannya mengelola waktu.
Bisnis hatira tetap ia jalankan di Jogja, sambil mengembangkan sayap di dunia beauty consulting dan edukasi.
Baginya, setiap usaha bukan beban, melainkan irama berbeda dalam symphony produktivitasnya.
Harapan dan doa Suci Wulandari terdengar tulus:
“Semua yang aku jalanin ini bisa membawa kebaikan dan manfaat untuk diriku dan orang-orang sekitarku.“
Ini bukan sekadar harapan, melainkan kompas yang menuntun setiap langkah bisnis dan interaksinya mewujudkan dampak sosial melalui wirausaha.
Pesan yang ingin Suci sampaikan kepada semua pejuang di luar sana adalah mantra hidupnya sendiri:
“Berhentilah meragukan diri sendiri, bekerja keras, dan wujudkan, karena tidak ada sesuatu yang berharga yang datang dengan mudah.”
Source image: suci

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










