Suci Yulianty, Tetap Tebarkan Positive Vibes dan Lebih Bersyukur!

Iniloh.com Jakarta- Bagi Suci Yulianty, Makassar bukan sekadar kota kelahiran. Ia adalah rumah untuk pulang, sebuah tempat yang terpatri dalam memorinya dengan kehangatan yang dalam.

Kenangan masa kecilnya banyak dirajut di sana, meski bukan di bawah pengawasan langsung orang tua yang sibuk bekerja.

Semasa kecilku banyak aku habiskan bersama nenek dan tante,” kenangnya, menggambarkan situasi di mana jarak dan kesibukan mengharuskan ia dititipkan.

Pengasuhan oleh sang nenek dan tante itulah yang membentuk kesan mendalam tentang Makassar sebagai tempat berlindung yang penuh kasih, fondasi emosional yang kuat bagi perjalanan hidupnya.

Kini, karir yang dijalani Suci adalah sebagai seorang guru Sekolah Dasar (SD), profesi mulia yang menuntut kesabaran dan dedikasi.

Namun, di balik canda tawa murid-muridnya dan rutinitas mengajar, tersimpan sebuah perjalanan transformasi fisik dan mental yang luar biasa.

Titik baliknya dimulai pada masa yang sulit bagi banyak orang: pandemi Covid-19 di awal 2020.

Saat sekolah ditutup dan pembelajaran beralih ke daring, Suci menemukan dirinya terjebak dalam siklus monoton.

Setelah kegiatan daring telah selesai saya hanya makan dan tidur,” akunya jujur.

Konsekuensinya tak terhindarkan: berat badannya yang sudah di fase obesitas (mencapai hampir 90 kg) semakin meningkat.

Kondisi ini bukan hal baru baginya, namun rasa sakitnya semakin terasa. Suci telah lama memikul beban emosional akibat berat badannya.

Cacian, makian, bahkan bulian telah aku rasakan,” ujarnya dengan nada lirih, mengungkap luka masa lalu yang dalam.

Bahkan, rasa malu itu pernah membawanya ke titik terendah, malu bertemu keluarga besar.

Pandemi dan kenaikan berat badan yang menyertainya menjadi katalisator. Di tengah keputusasaan, muncul tekad baja:

Saat itulah saya mulai berpikir jika tidak memulai dari sekarang untuk merubah diri kapan lagi.

Dengan keberanian yang luar biasa, Suci memulai langkah kecil.

Ia memberanikan diri untuk berolahraga, dimulai dari jalan cepat dan workout sederhana.

Prosesnya tidak instan dan penuh perjuangan melawan rasa malas. Namun, dalam ketekunannya, ia menemukan fashion-nya, passion yang cocok: berlari.

Aktivitas lari inilah yang menjadi senjata utamanya dalam pertarungan melawan obesitas.

Hasilnya? Sebuah pencapaian mengagumkan: penurunan berat badan sebanyak 23 kilogram!

Transformasi ini bukan sekadar angka, tapi sebuah pembebasan dan penemuan kembali rasa percaya diri.

Suka duka menemani perjalanannya sebagai seorang pelari dan guru. Kebahagiaan terbesarnya adalah mendapatkan lingkungan yang positif.

Suka temannya lebih banyak dan lebih positif vibes,” ungkapnya bersemangat.

Namun, duka pun ada, terutama dalam hal membagi waktu kerja dan olahraga, sebuah tantangan klasik bagi mereka yang menjalani hidup aktif di tengah kesibukan profesional.

Ke depan, harapan Suci sederhana namun penuh makna: lebih konsisten lagi dalam menekuni dunia lari, kesehatan yang baik untuk dirinya dan semua orang.

Serta kelancaran rezeki agar dapat terus bertemu dengan teman-teman yang baik dan tidak toxic. Ia memahami betul nilai dari lingkungan yang mendukung.

Pengalaman pahit dan manis yang dilaluinya membentuk pesan kuat yang ingin ia sampaikan kepada semua orang:

“Ayo mulai dari sekarang kita memulai hidup sehat, merubah hidup jika tidak mulai dari sekarang kapan lagi.

Tetap tebarkan positif vibes dan lebih bersyukur dalam menjalani hidup.”

 

Source image: suci

You May Also Like

Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Nur Aqilah Hasmawi, Tetap Teguh Walaupun Teduh Jua Mencari Ketenangan Tak Seindah Cari Keindahan
Nur Aqilah Hasmawi, Tetap Teguh Walaupun Teduh Jua Mencari Ketenangan Tak Seindah Cari Keindahan
Humidah Sarah, Apapun Profesi Kita Sekarang Tetaplah Jadi Orang yang Baik
Humidah Sarah, Apapun Profesi Kita Sekarang Tetaplah Jadi Orang yang Baik
Indah R Muhartia, Grateful For Small Things, Big Things, & Everything In Between
Indah R Muhartia, Grateful For Small Things, Big Things, & Everything In Between
P. Sari Dwihanday Sukoco, You,ve Done A Good Job, Taking Care Of Yourself Mentally & Physically
P. Sari Dwihanday Sukoco, You,ve Done A Good Job, Taking Care Of Yourself Mentally & Physically
Vera Novianti, Kita Tak Bisa Buat Semua Orang Sukai Kita Maka Jadi Diri Sendiri Saja
Vera Novianti, Kita Tak Bisa Buat Semua Orang Sukai Kita Maka Jadi Diri Sendiri Saja