Suzi Suhardini, Love Yourself, Before Someone Else!
Iniloh.com Jakarta- Dari kompleks instansi di Cideng, Jakarta Pusat, hingga pabrik di Bekasi, perjalanan Suzi Suhardini atau disapa Nchie adalah cerita tentang konsistensi mencintai gerak dan merajut kebahagiaan dari hal-hal yang tampak sederhana.
Perempuan berusia 58 tahun ini mengenang masa kecilnya di lingkungan yang hangat dan penuh kekeluargaan.
“Masa kecil aku habiskan di sebuah komplek instansi yang penuh dengan kekeluargaan,” kenangnya.
Fasilitas olahraga yang memadai menjadi magnet bagi jiwa mudanya yang aktif.
“Aku menikmatinya dan selalu menunggu untuk itu,” ujarnya, menggambarkan antusiasme yang tak pernah pudar terhadap aktivitas fisik, sebuah benih yang terus tumbuh sepanjang hidupnya.
Kini, sebagai karyawan di sebuah pabrik di Bekasi, Nchie tak membiarkan rutinitas kerja mengubur semangat olahraganya.
Justru sebaliknya. Olahraga dan mendaki gunung bukan sekadar hobi, tapi menjadi napas keseharian yang menjaga vitalitasnya di usia yang kerap dianggap mulai senja.
Di tengah kesibukan, ia menjadikan kebugaran sebagai prioritas tak tergantikan.
Kedisiplinan itu terlihat nyata dalam jadwalnya yang teratur: latihan tenis meja diisi di akhir pekan (Sabtu-Minggu).
Sementara setiap hari, tubuhnya bergerak dalam irama senam aerobik dan angkat beban, yang bahkan ia selipkan di sela-sela waktu di kantor.
Ini adalah komitmen nyata untuk menjaga mesin tubuhnya tetap prima.
Kehidupan Nchie kini dijalani bersama sang suami, menyongsong fase “nested” (sarang kosong) dimana anak-anaknya telah dewasa dan merantau untuk kuliah atau membangun hidup sendiri di luar kota.
“Anak-anak telah beranjak dewasa, ada yang masih kuliah, semuanya di luar kota, aku tinggal bersama suami,” ceritanya.
Situasi ini tentu membawa dinamika tersendiri, perasaan rindu yang menggelayut bercampur dengan kebanggaan melihat mereka mandiri.
“Suka dukanya banyak,” akunya singkat namun penuh makna, mengisyaratkan kompleksitas emosi yang menyertai fase hidup ini.
Namun, ia memilih untuk mengisi ruang dengan energi positif dan kesehatan.
Harapan Nchie untuk masa depannya terdengar sederhana, namun sangat mendalam dan menjadi inti dari segala usahanya.
“Semoga dengan apa yang aku jalankan selama ini bisa menuju masa tua ku dengan sehat dan bahagia lahir batin.“
Setiap kali mengangkat beban, setiap langkah aerobik, setiap pukulan di meja tenis, dan setiap pendakian gunung bukanlah sekadar kegiatan fisik.
Semua itu adalah investasi konkret, batu bata yang ia susun dengan penuh kesadaran untuk membangun benteng kesehatan dan kebahagiaan di hari tuanya.
Ia memahami betul bahwa kebahagiaan batin yang tenang lahir dari tubuh yang terawat dan jiwa yang dipenuhi rasa syukur.
Pesan hidup Suzi Suhardini adalah permata kebijaksanaan yang dipatri dari pengalaman 58 tahun mengarungi hidup. Pesannya mengalir jernih dan penuh keteduhan:
“Jadilah diri sendiri, lakukan yang terbaik menurut versimu. Live well and peacefully, Live as happily as possible.
Find what makes you happy and appreciate every second of your happiness.
Be a human being who treats other humans as human beings, prioritize yourself, ‘love yourself before someone else’.”
Source image: nchie

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










