Syakhila Pradhani: Mundur Selangkah Dulu Biar Bisa Melompat Lebih Jauh

Iniloh.com– Syakhila Pradhni, atau di sapa Ella bidan sekaligus pengusaha kuliner asal Pekanbaru, adalah perpaduan unik antara kearifan Jawa dan semangat Sumatera.

Meski lahir di tanah Melayu, ia tumbuh dengan anggah ungguh (tata krama) Jawa yang diajarkan kakek-nenek dan orang tuanya.

Aku Putri Jawa kelahiran Sumatra,” candanya.

Sebagai anak pertama dari dua bersaudara, ia dididik untuk selalu menghormati nilai-nilai keluarga, sekaligus diberi kepercayaan penuh untuk mengambil keputusan hidup.

Orang tuaku selalu dukung pendidikanku, karir, bahkan eksperimen masakku. Aku bersyukur punya mereka,” ujarnya.

Kini, Ella menjalani hari-harinya dengan dua peran utama: bidan di Klinik Alhuda dan pengusaha kuliner.

Sebagai bidan, ia bertanggung jawab merawat pasien dengan dedikasi tinggi. Di luar jam dinas, ia berubah menjadi chef andal yang mengelola bisnis makanan online @delicious.of.taste dan Eat Toast.

Aku tipe orang yang nggak bisa diam. Kalau orang lain healing jalan-jalan, aku malah ke dapur,” tuturnya sambil tertawa.

Kepercayaan dirinya di dunia masak-memasak bahkan kerap membuatnya berpikir,

Jangan-jangan salah jurusan, ya?” Pasalnya, setiap ia membagikan foto hasil masakan di media sosial, selalu ada yang langsung bertanya, “Dijual nggak? Aku mau!”

Namun, menjadi pengusaha kuliner bukan tanpa tantangan. Bisnis Eat Toast sempat ia hentikan sementara untuk mencari lokasi strategis baru.

Ekonomi sedang goyah, jadi harus mundur selangkah dulu biar bisa melompat lebih jauh,” ujarnya filosofis.

Di klinik, ia memilih tak ambil pusing dengan dinamika rekan kerja. “Di mana pun bekerja, pasti ada suka duka. Yang penting jalani dengan hati senang,” tambahnya.

Baginya, kunci mengelola stres adalah fokus pada solusi, bukan masalah.

Syahila juga dikenal sebagai ahli manajemen waktu. Ia membagi jadwal ketat antara dinas pagi di klinik, memantau stok Eat Toast, dan memasak untuk bisnis online.

Kalau dinas siang atau libur, itu waktu khusus buat usaha kuliner,” jelasnya. Kedisiplinan ini ia jaga agar tidak mengganggu profesionalismenya sebagai bidan.

Harapannya ke depan sederhana: menjadi pribadi yang terus memberi manfaat. “Aku ingin membuka lapangan kerja untuk yang membutuhkan, sekaligus terus belajar dari sekitar,” ucapnya.

Ia juga bercita-cita menjadi dosen, menggemakan ilmu ke lebih banyak orang. Bagi Syakhila, hidup adalah proses perbaikan diri yang tak berhenti.

Pesan hidupnya diambil dari filosofi tanaman ubi:

Jadilah seperti batang ubi. Di mana pun kau ‘dilempar’, tumbuhlah dan berikan manfaat.”

Ia mengibaratkan, akar ubi yang kokoh seperti ketahanan diri, batangnya yang bisa jadi benih baru seperti peluang yang diciptakan, dan daunnya yang bergizi seperti kebaikan yang dibagikan.

Hidup harus berguna untuk sesama, sekecil apa pun caranya,” tegasnya.

Melalui Instagram @syakhilapradhani, ia membagikan kesehariannya dari foto-foto masakan lezat hingga momen kebanggaan sebagai bidan.

Syakhila Pradhni bukan hanya perempuan dengan dua karir, tapi juga simbol ketangguhan yang menolak diam dalam kesulitan.

Dari Pekanbaru, ia membuktikan bahwa warisan budaya, kerja keras, dan rasa syukur bisa menumbuhkan manfaat di mana pun kaki berpijak.

 

Source image: syakhilla

You May Also Like

Mia Resmiati, Sukses Bukanlah Akhir, Kegagalan Bukanlah Hal yang Fatal
Mia Resmiati, Sukses Bukanlah Akhir, Kegagalan Bukanlah Hal yang Fatal
Astri Yuniati, Jangan Takut Ambil Keputusan Sulit Selama untuk Kebaikan Diri dan Keluarga 
Astri Yuniati, Jangan Takut Ambil Keputusan Sulit Selama untuk Kebaikan Diri dan Keluarga 
Cynthia Agatha de Ruiter, Konsisten Berusaha dan Berbuat Baik Hasil Pasti Kan Terlihat 
Cynthia Agatha de Ruiter, Konsisten Berusaha dan Berbuat Baik Hasil Pasti Kan Terlihat 
Maharatih, SH. MH: Hidup Adalah Seni yang Harus Dirajut dengan Kesadaran Penuh
Maharatih, SH. MH: Hidup Adalah Seni yang Harus Dirajut dengan Kesadaran Penuh
Yunita Kumala, Jangan Ikutan Tren Jika Tak Sesuai Nilai Diri
Yunita Kumala, Jangan Ikutan Tren Jika Tak Sesuai Nilai Diri
Nurul, Mimpi Itu Seperti Benih Rawatlah dengan Persiapan Mentalitas dan Kesabaran 
Nurul, Mimpi Itu Seperti Benih Rawatlah dengan Persiapan Mentalitas dan Kesabaran