Talitha Yasmin, Kalau Orang Lain Bisa, Aku Juga Bisa!

Iniloh.com Jakarta- Talitha Yasmin adalah seorang perempuan yang akar hidupnya tertanam kuat di tanah Jakarta.

Lahir dan besar di ibu kota, ia mewarisi kekayaan budaya yang beragam dari leluhurnya.

Kedua orang tuanya memang asli Jakarta, namun garis keturunan kakek-neneknya seperti sebuah mozaik indah Nusantara: Ambon, Arab, Sunda, Padang, dan Jawa.

Masa kecilnya dijalaninya dengan ceria dan biasa-biasa saja, terpupuk oleh hiruk pikuk metropolitan.

Kegembiraan kecilnya sering diwarnai dengan tradisi pulang kampung ke Jawa dan Padang.

Namun, momen paling istimewa adalah saat Lebaran tiba, ketika seluruh keluarga berdatangan ke rumahnya; sebuah keriangan yang semakin sempurna karena rumah keluarga dari pihak Papa dan Mama ternyata bersebelahan.

Bakat seninya, khususnya dalam menari, sudah terlihat sejak dini, bahkan mungkin sejak taman kanak-kanak.

Namun, jalan menuju panggung tidak selalu mulus. Di Sekolah Dasar (SD), ia kerap tidak terpilih untuk pertunjukan tari dengan alasan fisiknya yang “terlalu kecil”.

Penolakan ini justru memantik tekadnya. Dengan dukungan sang Mama yang memasukkannya ke sanggar tari, bakat Talitha akhirnya bersinar dan diakui oleh gurunya.

Sayangnya, di masa SMP, “alasan klasik” yang sama tentang postur tubuhnya kembali memaksanya berhenti menari, mendorongnya untuk beralih ke Karate.

Dunia seni tari sempat terpinggirkan hingga SMA, sebelum akhirnya bangkit dengan sangat gagah saat ia memasuki bangku kuliah.

Talitha bergabung dengan Unit Kesenian Mahasiswa (UKM), tepatnya Subunit Tari, dan di sanalah api cintanya pada tari kembali menyala dan terus berkobar hingga kini.

Ketertarikannya pada seni pertunjukan juga meluas ke teater, di mana ia lebih banyak aktif di balik layar, sebuah kesempatan belajar berharga yang diberikan oleh seniornya.

Bagi Talitha, sukacita terbesar dalam mengejar seni adalah kesempatan untuk mencoba banyak kostum, mengekspresikan diri melalui gerak, dan merasakan adrenalin tampil di berbagai panggung.

Namun, di balik sukacita itu, terdapat pula tantangan. Ia kerap merasa dipandang sebelah mata oleh orang yang tidak memahami jerih payah di balik seni.

Bahkan, dari keluarga yang berpikiran konservatif, ia mendapat komentar seperti, “Seni itu hobi, bukan profesi. Mau jadi apa kamu kalau nari terus?

Meski demikian, Talitha memilih untuk mengabaikan omongan tersebut dan terus melanjutkan perjalanannya dengan santai, “ya udahlah dijalanin aja hahaha.”

Harapannya untuk kehidupan sederhana namun mendalam: semoga semua baik-baik saja, selalu diberikan kesehatan, rezeki yang melimpah, kemudahan dalam segala urusan, dikelilingi orang-orang baik, dan yang paling penting, jangan lupa untuk bahagia.

Filosofi hidupnya adalah sebuah mantra penyemangat yang kuat:

“Aku bisa, harus bisa, pasti bisa. Kalo orang lain bisa, aku juga bisa. Kalo udah dicoba tetep gabisa, coba lagi sampe bisa.”

 

 

Source image: thalitha

You May Also Like

Finchi Amadea, Kalau Ingin Membandingkan, Bandingkan Diri Kita Kemarin dengan Sekarang
Finchi Amadea, Kalau Ingin Membandingkan, Bandingkan Diri Kita Kemarin dengan Sekarang
Celine Cindy, Kalau Jatuh Bangkitlah Lagi dan Jangan Dengarkan Kata-kata Orang yang Negatif
Celine Cindy, Kalau Jatuh Bangkitlah Lagi dan Jangan Dengarkan Kata-kata Orang yang Negatif
Olivia Rahmawati, Kalau Belum Temukan Diri Sendiri Cobalah Satu Hal Apapun Itu
Olivia Rahmawati, Kalau Belum Temukan Diri Sendiri Cobalah Satu Hal Apapun Itu
drg. Diandra Christ, Bersabarlah Kalau Tuhan Belum Kasih yang Kita Inginkan
drg. Diandra Christ, Bersabarlah Kalau Tuhan Belum Kasih yang Kita Inginkan
Laura Butolo, Jadilah Diri Sendiri, Karena Aku Adalah Aku
Laura Butolo, Jadilah Diri Sendiri, Karena Aku Adalah Aku
Pepi Pepibeo Febriyanti, Tak Ada Motivasi yang Bagus Kalau Kita Berdiam Diri Tanpa Aksi
Pepi Pepibeo Febriyanti, Tak Ada Motivasi yang Bagus Kalau Kita Berdiam Diri Tanpa Aksi