Tamara Floren, Kalau Bisa Hari Ini, Kenapa Harus Nanti?
Iniloh.com Jakarta- Hangatnya kota kecil Cirebon tak hanya melekat pada udaranya, tapi juga mengalir dalam setiap cerita Tamara Floren.
Bagi Tamara, Cirebon bukan sekadar tempat lahir, melainkan fondasi nilai yang membentuk jiwanya.
“Suasana kotanya tenang, masyarakatnya ramah,” kenangnya, menggambarkan masa kecil yang penuh dengan kenangan manis bersama keluarga yang hangat dan penuh cinta.
Nilai-nilai kekeluargaan dan kesederhanaan yang kental di kota itu menjadi kompas hidupnya, prinsip dasar yang terus ia bawa menghadapi gelombang kehidupan, membentuk perempuan mandiri yang ia wujudkan hari ini.
Perjalanan karier Tamara dimulai di jalur yang sama sekali berbeda dari dunia yang kini ia geluti.
Dengan latar belakang hukum, ia pernah merasakan dunia korporat sebagai paralegal dan corporate secretary.
Bahkan, cita-cita menjadi notaris sempat mengemuka di pikirannya. Namun, di tengah perjalanan yang terlihat mapan itu, sebuah kesadaran muncul:
“Jalur itu bukanlah kehidupan yang aku impikan sepenuhnya.”
Keberanian untuk jujur pada diri sendiri membawanya pada titik balik yang tak terduga.
Dunia yang awalnya bukan passion industri kecantikan dan kesehatan melalui bisnis jaringan justru menjadi tempat ia menemukan jatidiri baru.
“Tapi semakin aku jalani, aku justru makin jatuh cinta,” ujarnya dengan semangat.
Di jalur ini, ia menemukan lebih dari sekadar pekerjaan; ia menemukan misi.
“Aku merasa diberi kesempatan untuk tumbuh, menginspirasi, dan tetap punya waktu untuk keluarga.”
Pengalaman inilah yang melahirkan keyakinan mendalam dalam dirinya: “Passion itu ternyata bisa diciptakan lewat proses.”
Sebuah pelajaran berharga tentang keterbukaan dan ketekunan.
Sebagai seorang profesional di industri jaringan, Tamara merasakan sukacita yang mendalam ketika menyaksikan perubahan positif pada orang-orang yang disentuhnya.
“Sukanya tentu ketika bisa melihat perubahan positif dalam diri banyak orang,” jelasnya, baik itu transformasi kesehatan, peningkatan kepercayaan diri, maupun perbaikan ekonomi.
Namun, jalan itu tak selalu mulus.
“Dukanya? Tentu ada,” akunya jujur, terutama saat menghadapi penolakan atau merasakan kesendirian dalam perjuangan.
Di saat-saat seperti itulah, ia kembali menggenggam erat “why”-nya, alasan mendasar yang menjadi bahan bakarnya:
Ingin menjadi wanita sukses yang bisa keliling dunia, memiliki kebebasan waktu, dan tetap dekat dengan keluarga. Visi inilah yang terus menyulut semangatnya.
Untuk terus bertumbuh dan menjaga kreativitas, Tamara berbagi kiat sederhana namun bermakna:
“Selalu ingat tujuan hidupmu dan jangan terlalu keras pada diri sendiri.”
Ia menambahkan, “Untuk kreatif? Terus belajar, jangan takut mencoba, dan selalu terhubung dengan komunitas yang positif.”
Ini bukan sekadar nasihat, tapi prinsip yang ia jalani dalam keseharian, menciptakan keseimbangan antara ambisi dan welas asih pada diri sendiri.
Melihat ke depan, harapan Tamara jelas dan multidimensi.
Ia ingin terus bertumbuh secara holistik dalam keluarga, karir, ekonomi, kesehatan, maupun kehidupan sosialnya.
“Bisa menjadi versi terbaik dari diriku, tanpa merasa ‘terlambat’ untuk bermimpi atau memulai,” tekadnya.
Lebih dari kesuksesan pribadi, ia memiliki misi sosial yang kuat:
“Dan semoga aku bisa jadi jembatan berkat buat lebih banyak orang, bukan hanya untuk sukses tapi juga untuk hidup dengan lebih bermakna.”
Keinginan untuk menjadi saluran kebaikan dan pemberdayaan bagi orang lain menjadi inti dari perjalanannya.
Pesan Tamara untuk semua yang membacanya adalah pesan pengharapan dan dorongan untuk bertindak:
“Kalau kamu membaca ini, artinya Tuhan sedang mengingatkanmu bahwa hidup bukan hanya tentang bertahan, tapi juga tentang bertumbuh.
Mimpi itu bukan untuk ditunda. Kalau kamu bisa mulai hari ini, kenapa harus tunggu nanti?
Berani mulai, meski pelan. Karena langkah kecil hari ini, bisa jadi lompatan besar untuk masa depanmu.”
Source image: tamara

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










