Tasya Amalia, Berbuat Baiklah Sekecil Apapun Itu, Karena Kebaikan Itu Akan Kembali Ke Kita
Iniloh.com Jakarta- Tasya Amalia asal Subang, dari lahir sampai SMA ia memang tinggal di kota tersebut. Ia tinggal di daerah perumahan sehingga bisa saling dekat dengan tetangga.
Ia mempunyai kenangan tak terlupakan di mana dulu waktu kecil selalu bermain bersama teman kecilnya yang tinggal di depan rumah Tasya.
Ada berbagai permainan tradisional seperti main sondah, lompat tali, bahkan dulu ia juga sempat merasakan trend bertukar binder. Namun, kini permainan tradisional semacam itu sudah jarang sekali dimainkan.
Tasya sangat bersyukur mempunyai keluarga yang saling support, orangtua yang selalu mengingatkan anak-anaknya untuk terus ibadah entah itu shalat tahajud tiap malam, selalu bertanya kabar dan memberi semangat setiap pagi walau hanya melalui chat, karena kebetulan Tasya dan adiknya sendiri sudah merantau sehingga jauh dari orang tuanya.
Tasya merasa bahwa itu semua adalah salah satu nikmat yang Allah berikan walaupun terlihat kecil tapi sangat berharga.
“Sebetulnya aku baru lulus Oktober tahun kemarin setelah lulus aku pulang ke Subang dulu buat ngajar di salah satu bimbel gitu. Sampai bulan Mei aku alhamdulillah dapat kerja di Bandung di salah satu kantor daerah perbatasan Cimahi, Bandung,” cerita Tasya.
Tasya juga sangat suka dengan olahraga khususnya lari. Awal mulai lari sebenarnya karena ia merasa hidupnya sangat monoton, sebab dulu waktu kuliah kebanyakan dihabiskan secara daring karena masa masa Covid.
Ia pun pulang ke Subang dan mulai merasa bosen di rumah terus akhirnya tahun 2021 Tasya diajak saudara untuk join komunitas lari di Subang namanya Joinsisingarun.
Walaupun awalnya merasa sangat kelelahan, apalagi dulu pakai masker karena lagi zamannya Covid tapi lama-lama Tasya merasa enjoy.
Waktu kuliah sudah mulai offline dan ia harus kembali ke Bandung lagi ia mencari komunitas lari di Bandung agar kegiatan larinya tidak berhenti yang akhirnya ia pun join beberapa komunitas di kota tersebut. Ia juga berhasil mendapatkan gelar sarjana sains karena dulu ia masuk ke jurusan Kimia.
“Sukanya tentu kalau lagi lari bareng komunitas bisa kumpul sama temen-temen sih dan tentunya sehat karena selain jalin relasi dari lari ini. Selain itu, salah satu bentuk syukur ke Allah karena sudah diberikan badan yang sehat jadi gimanapun juga harus tetap dirawat dengan cara olahraga, karena nikmat sehat itu luar biasa banget,” ucap Tasya.
Untuk sekarang, Tasya mengakui bahwa sudah cukup susah berlari dengan komunitas karena jaraknya yang jauh. Ia hanya bisa lari sendiri, tapi kadang merasa bosan karena rute larinya itu-itu saja.
Sebab Tasya sendiri tidak terlalu berani untuk mengambil rute yang tidak terlalu ia ketahui. Biasanya jika berlari dengan komunitas, perasaan bosan tersebut bisa dihindari karena rutenya berbeda-beda.
“Terakhir event terbesar yang aku ikutin si Pocari Sweat sebenarnya ikut event ini agak nekat ambil yang 21 km karena jujur tahun ini udah jarang banget lari jadi jarang latihan tapi alhamdulillah bisa finish happy dan strong. Sebelumnya aku pernah ikut event Fun Run gitu kayak Friendship Run Bormar di Bandung, Qris, Laswee Run, ITB Ultra Marathon dan lainnya,” ucap Tasya.
Tentunya harapan Tasya ke depan agar ia bisa selalu dikelilingi orang-orang yang baik (keluarga ataupun teman), diberikan kesehatan lahir dan batin, dilancarkan rezekinya, dan bisa selalu happy setiap hari.
“Selalu syukuri nikmat yang kita miliki, seperti kesehatan, rezeki yang cukup, dan keluarga yang hangat. Berbuat baiklah, sekecil apapun, karena kebaikan itu akan kembali, baik kepada diri sendiri maupun keluarga di masa depan,” pesan Tasya.
Itulah kisah inspiratif Tasya dan hobi olahraganya yang semoga bisa memotivasi kita semua.
Source image: tasya

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










