Titis Sukma Puspita, Jatuh Cintalah Sedalam-dalamnya Pada Diri Sendiri
Iniloh.com Jakarta- Surabaya, kota metropolitan yang dinamis dengan cita rasa kuliner legendaris dan keramahan warganya, menjadi latar belakang kehidupan Titis Sukma Puspita.
Perempuan kelahiran Surabaya ini mengaku masih setia menetap di kota pahlawan hingga kini.
“Surabaya itu lengkap.Makanannya enak, orangnya hangat, meski cara bicaranya kadang terdengar ‘tinggi’ bagi yang belum terbiasa,” ujarnya sambil tertawa.
Bagi Titis, masa kecil di Surabaya adalah kenangan tentang jalan-jalan ke Tunjungan Plaza, menikmati rujak cingur di pinggir jalan, dan semangat gotong royong yang melekat pada budaya masyarakatnya.
Sebagai seorang notaris, Titis tak sekadar menjalankan tugas profesionalnya. Baginya, profesi ini adalah bentuk tanggung jawab sosial.
“Saya ingin membantu masyarakat dalam urusan hukum, terutama yang berkaitan dengan pernikahan, warisan, atau pendirian usaha. Ini cara saya berkontribusi,” jelasnya.
Kantor notarisnya tak hanya menjadi tempat bekerja, tetapi juga ruang untuk berbagi ilmu dan mendengarkan keluh kesah klien.
Di balik kesibukannya, keluarga tetap menjadi prioritas utama.
“Dulu, saya selalu berdoa untuk punya keluarga kecil sendiri. Sekarang, itu anugerah yang saya jaga setiap hari,” tuturnya.
Suami dan dua anaknya adalah sumber motivasinya.
Ia mengaku, meski sibuk, ia berkomitmen untuk tidak melewatkan momen penting bersama mereka.
Bagi Titis, keluarga harmonis bukanlah hasil instan, melainkan buah dari usaha konsisten. Kuncinya? Komunikasi. “Apa pun masalahnya, harus diobrolin. Tidak ada yang disembunyikan,” tegasnya.
Ia dan suami membiasakan diri untuk selalu memberi kabar, sekecil apa pun aktivitas mereka.
“Kalau saya ada rapat, pasti bilang. Begitu pula suami. Ini bentuk saling menghargai,” tambahnya
Selain itu, kebersamaan adalah ritual wajib. Makan malam bersama di rumah atau mencoba restoran baru setiap akhir pekan menjadi momen yang tak boleh terlewat.
“Saat makan bersama, kami saling bercerita tentang hari yang dilalui. Ini cara sederhana untuk tetap terhubung,” ujarnya.
Liburan juga menjadi prioritas. “Tidak perlu jauh-jauh. Yang penting bisa tertawa bareng dan lepas dari rutinitas,” katanya.
Sebagai ibu, Titis berharap anak-anaknya mendapat pendidikan terbaik, bukan hanya secara akademis, tetapi juga moral.
“Saya ingin mereka tumbuh jadi pribadi yang mandiri, berempati tinggi, dan punya prinsip hidup,” ungkapnya.
Untuk suami, ia berdoa agar karirnya semakin berkembang, sambil tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga.
Di sisi profesional, ia berambisi menjadikan kantor notarisnya sebagai wadah untuk membantu sesama.
“Saya ingin layanan ini bisa diakses oleh semua kalangan, terutama yang kurang mampu. Hukum harusnya menjadi pelindung, bukan penghalang,” tekannya.
Titis memiliki pesan kuat khususnya untuk perempuan:
“Jatuh cintalah sedalam-dalamnya pada diri sendiri.” Baginya, merawat diri fisik dan mental adalah kunci kebahagiaan.
“Kita sering lupa bahwa diri sendiri adalah teman seumur hidup. Kalau tidak menjaga diri, siapa lagi?” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya terus memperbarui ilmu.
“Ilmu itu investasi. Tidak harus formal, membaca buku, mengikuti seminar, atau sekadar diskusi dengan teman pun bisa jadi cara belajar,” katanya.
Menurutnya, pengetahuan yang baik akan membuka pintu untuk membantu orang lain dengan lebih efektif.
Source image: titis

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










