Titiwangsa Sanggam AGP Untuk  Penguatan Culture Wellness & Educare

“Titiwangsa Sanggam adalah jalur sutra yang melewati maritim, merupakan jalur perdagangan dan wadah pertukaran segala peradaban budaya, perdagangan  dan agama. Di mana disetiap sanggam pertemuan antar bangsa saling mempengaruhi erat sekali.”

 

Iniloh.com Bali- Ida Rsi Putra Manuaba, pengasuh dan pendiri Ashram Gandhi Puri dan Shantisena Movement ini dari sekiranya 30 tahun lalu konsisten membangun jembatan budaya Indonesian- India Sanggam.

Menjelang memperingati 75 tahun Indonesia India Titiwangsa Sangga menjadi spirit bersama Shantisena Ashram Gandhi Purinya melawat ke beberapa negara bagian India  dengan Exchange Program dan juga lewat Vishrama Puri Volenteer Programnya  di Ashram Gandhi Puri Sevagram Klungkung.

Di ikuti beberapa aktivis dan juga scholar dari India yang luar biasa menyiapkan beberapa program yang bisa saling melengkapi kedepan antara kedua bangsa Nusantara dan Bharatvarsa.

Titiwangsa Sanggam sebagai diplomasi budaya antarbangsa yang kedepannya secara tidak langsung akan membekali para Dharma Duta yang berasal dari beragam latar belakang antara lain pelajar, seniman, peneliti, hingga pelaku usaha, mau bersama menggali spirit kedamaian dan harmonisnya kedua bangsa agar dapat mengusung nama Indonesia dan India  di pentas global dan memainkan peran semakin banyak dukungan bersama dalam pembangunan kedepan.

Apalagi kedua negara besar Indonesia dan India secara berturut menjadi Presidensial G20 dan tahun ini di India sebagai tuan rumah.

 “Saya ingin mengambil peran dalam community dan culture.” kata Ida RsI Putra Manuaba menjelang keberangkatan nya ke India 25 Maret sampai 29 April ini.

Pengajuan Jalur Rempah (Spice Route) lewat Kalingga Bali Yatra nanti sebagai warisan dunia didasari oleh pemahaman bahwa jalur perdagangan Bharatvarsa  nusantara terletak di salah satu jalur maritim tersibuk dunia yang membentang di antara Kepulauan Nusantara dengan dua samudera yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, sejak awal Masehi.

Jalur Kalingga Bali Yatra sebagai simbol bersama bukanlah semata jaringan perdagangan, namun juga merupakan tempat bertemunya manusia dari berbagai bangsa, menjelma sebagai ruang silaturahmi antar manusia lintas bangsa sekaligus sarana pertukaran dan pemahaman antarbudaya yang terjadi karena interaksi sosial dalam perjalanannya Akhirnya mempertemukan berbagai ide, konsep dan praksis, melampaui konteks ruang dan waktu – dipertemukan oleh sungai, laut, dan samudera sebagai wujud lingga yoni Nusantara Asean dan Bharatvarsa.

Semoga Kalingga Bali Yatra sebagaimana sudah diselenggarakan ratusan tahun di Cuttack Odisha, India pasti mempunyai sejarah penting bagi masyarakat Odisha dan Bali menjadi spirit dan kunci bersama membangun Sanggam yang lebih besar.

Kalingga Bali Yatra bisa menjadi bagian culture route penting sejarah peradaban Indonesia Asean India serta memiliki peluang besar dan kita bersiap untuk diajukan sebagai warisan dunia  UNESCO oleh Indonesia dan negara Asean bersama India secara kolektif dengan dukungan negara-negara sahabat.

Pengajuan bersama (joint nomination) ini mensyaratkan adanya dukungan dari negara-negara lain di luar Indonesia dan India,terutama dari negara-negara yang memiliki kesamaan, keterkaitan dan keterhubungan secara budaya (common heritage) dengan Jalur dimana Kalingga Bali Yatra dilalui terutama di Asean sekarang.

Sejarah Jalur Kalingga Bali Yatra sebagai perdagangan jalur rempah yang utama dari masa ke masa merupakan contoh nyata bahwa diplomasi budaya telah dipraktikkan di segala lini oleh individu, komunitas masyarakat, hingga tingkatan negara bangsa.

“Karena itu Shantisena Ashram Gandhi Puri saya siapkan menjadikan gerakan people to people friendship Indonesia India sebagai Titiwangsa Sanggam nyata.”  ungkap Ida RSI Putra Manuaba yang juga pernah dianugerahi Internasional Jamnalal Bajaj Award 2011.

Dan  sampai sekarang beliau sebagai peraih termuda ketika Ida Rsi menerima  Walaka berumur 42 tahun dan dianugerahi Pengharu tertinggi Padmashri Award 2020.

Belajar dari dinamikanya di masa lalu, kiranya amatlah relevan bila Titiwangsa Sanggam menjadi rujukan dalam mencari warna diplomasi Indonesia yang mengedepankan interaksi dan kehangatan dialog di berbagai bidang, dan berbagai lapisan masyarakat.

Indonesia India Sanggam dapat menjadi pijakan dalam melihat kembali berbagai kemungkinan kerjasama antar bangsa untuk mewujudkan persaudaraan dan perdamaian global yang mengutamakan pemahaman antarbudaya; penghormatan dan pengakuan atas keberagaman budaya beserta warisannya.

Serta  memiliki semangat keadilan, kesetaraan dan saling berkontribusi, serta menjunjung tinggi harkat martabat kemanusiaan lewat culture wellness educare dan exchange program akan saling menguatkan dan Kalingga Bali Yatra sebagai kunci bersama.

People to People lebih kuat adalah bentuk diplomasi yang dapat dijadikan panutan bersama Indonesia India dalam rangka berkontribusi pada kekayaan sejarah milik bersama (common heritage) . Dalam diplomasi berbasis kontribusi ini, Indonesia India Sanggam sebagai memiliki peran strategis untuk mengajak negara-negara yang berada di perlintasan Kalingga  Bali Yatra untuk menghidupkan kembali memori kolektif masa lalu.

Yaitu  bahwa kita pernah bersama-sama membangun peradaban melalui pertukaran gagasan, nilai, agama, bahasa, tradisi,budaya termasuk dialog dan teknologi.

Oleh karena itu saya inten membangun jembatan budaya ke Odisha Bali Kalingga Bali Yatra,Gujarat dan Sumatera , Utharkhand dengan Kalimantan serta  Uttar Pradesh Ayodya dan Candi Prambanan Yogyakarta ke depan. Kemudian Nagaland ke Myanmar yang sebentar lagi akan menjadi Gate of Asean dari Myanmar ke India.

Indonesia India Sanggam sebagai diplomasi “tangan di atas” ini menuntut keseriusan pemerintah bekerja bersama dengan People to People Frienship,  karena hal ini berkelanjutan, agar berkontribusi lebih banyak dalam menghidupkan warisan sejarah bersama.

Tidak untuk mengangkat Indonesia saja  dan menjatuhkan yang lain tapi untuk mengangkat Indonesia sebagai milik bersama di masa lalu, masa kini dan masa depan.

Inisiatif untuk aktif berkontribusi dilandasi oleh kesadaran bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat berdiri sendiri tanpa adanya dukungan negara lain, dan oleh karenanya dibutuhkan kerjasama antar bangsa yang lebih bermakna.

“Saya akan terus lanjutkan lewat People to People Frienship Asean India dalam diplomasi kebudayaan nya. “ tutup Ida Rsi Putra Manuaba menjelang keberangkatan nya ke India lewat Malaysia bulan Maret sampai April nanti ini.

You May Also Like

Cut Putri Morissa, Punya Mimpi Turut Serta Untuk Terapkan Running Culture di Negeri Ini
Cut Putri Morissa, Punya Mimpi Turut Serta Untuk Terapkan Running Culture di Negeri Ini
Pengasuh AGP Bali Diterima Menteri Hukum dan Kehakiman India di New Delhi
Pengasuh AGP Bali Diterima Menteri Hukum dan Kehakiman India di New Delhi
International Yoga Day 2023 Jadi Spirit Baru Titi Banda Indonesia- India Sanggam
International Yoga Day 2023 Jadi Spirit Baru Titi Banda Indonesia- India Sanggam
Ubud Sanggam Fest 2023, Lahirkan Indonesia Yoga Asana Sport Federation
Ubud Sanggam Fest 2023, Lahirkan Indonesia Yoga Asana Sport Federation
Ida Rsi Putra Manuaba Lewat Indonesia India Sanggam Ajukan Jalur Rempah Warisan Dunia
Ida Rsi Putra Manuaba Lewat Indonesia India Sanggam Ajukan Jalur Rempah Warisan Dunia
Titi Banda Project Indonesia-India Sanggam
Titi Banda Project Indonesia-India Sanggam