Uci Mulia, Still Young, Live life By Taking Many Risks!
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan dibesarkan di Yogyakarta, Uci Mulia menyimpan kenangan mendalam tentang kota yang ia sebut sangat indah itu.
Keindahan Jogja bagi Uci bukan hanya terletak pada lanskap budayanya yang memesona, tetapi terutama pada ikatan emosional yang terbentuk di sana.
“Karena saya menemukan sahabat saya yang sampai saat ini selalu mewarnai hidup saya dan selalu ada untuk saya,” ungkapnya, menggambarkan persahabatan yang menjadi salah satu pilar penting dalam hidupnya.
Fondasi keluarganya yang sangat harmonis juga menjadi sumber kekuatan dan kehangatan yang membentuknya.
Namun, jiwa petualang dan keinginan untuk bertumbuh membawanya merantau jauh dari zona nyaman itu menuju pulau dewata, Bali.
Di sinilah babak baru kehidupannya dimulai, penuh dengan dinamika:
“Happy explore Bali yang hampir seluruh tempatnya cantik dan indah.
Di satu sisi, namun di sisi lain ada duka, yaitu mandiri hidup dan menghidupi sendiri, tidak seperti di Jogja yang apa-apa bersama teman dan keluarga.”
Perjuangan kemandirian di tanah rantau menjadi ujian sekaligus guru yang berharga baginya.
Tahap kehidupan Uci saat ini sedang berada pada momen transisi yang menggairahkan.
“Saya baru saja lulus kuliah,” sebuah pencapaian akademis yang menjadi landasan untuk langkah selanjutnya.
Dan alih-alih langsung terjun ke dunia kerja konvensional, Uci memilih untuk menjawab panggilan jiwa petualangnya.
Fokus utamanya saat ini adalah travelling explore Bali. Pulau yang terkenal dengan pesona alam dan budayanya ini menjadi ruang kelas sekaligus taman bermainnya yang baru.
Setiap sudut yang dikunjungi, setiap pengalaman baru yang dijalani, menjadi bagian dari proses mengenal dirinya sendiri lebih dalam dan memahami dunia di luar batas-batas sebelumnya.
Ini adalah masa untuk bernapas, menikmati buah dari perjuangan kuliah, sekaligus merancang langkah selanjutnya dengan perspektif yang lebih luas.
Dalam keseharian, Uci menjalani hidup dengan kesederhanaan dan kepraktisan, termasuk dalam hal perawatan diri. Tidak ada ritual rumit atau produk mahal yang menjadi syarat mutlak baginya.
“Tidak ada perawatan khusus, hanya saja pakai skincare biasa,” jelasnya polos.
Pendekatan ini mencerminkan gaya hidupnya yang lebih mengutamakan esensi dan kenyamanan, fokus pada kesehatan dan kebugaran dasar daripada mengejar standar penampilan yang berlebihan.
Kesederhanaan ini menjadi bagian dari filosofinya yang lebih luas.
Melihat ke depan, harapan Uci Mulia bersifat holistik, menyentuh berbagai aspek kehidupan yang ia nilai fundamental.
Ia mendambakan keluarga yang harmonis, melanjutkan kehangatan yang ia rasakan di masa kecil.
Dalam hal karier, ia ingin meraih karir yang baik dengan membuahkan peluang dan uang, menginginkan pekerjaan yang tidak hanya memberi kepuasan tapi juga kemandirian finansial.
Kesejahteraan material juga disertai dengan harapan spiritual: “Rezeki yang cukup dan berkah“.
Kesehatan fisik menjadi prioritas tak tergantikan: tubuh yang sehat.
Dan di atas segalanya, ia menginginkan hati yang ringan, yang ia kaitkan dengan nilai luhur karena saling membantu.
Keringanan hati ini datang dari memberi dan berbagi, menjadi penyeimbang bagi kesuksesan pribadi.
Filosofi hidup Uci Mulia adalah seruan semangat bagi kaum muda, dirangkum dalam kalimat penuh kekuatan:
“Still young, live life by taking many risks, if you fail, make it a lesson, if you succeed, it is the result of the courage to move forward, at least you will develop and not be stuck in place.
Life goes on and we must also keep moving. Moving, learning, enjoying, and forgiving everything.”
Source image: uci

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










