Veby Utami A., Hidup Tidak Boleh Sederhana, yang Sederhana Itu adalah Sikapnya!
Iniloh.com Jakarta- Asal usul Veby Utami Andikaningsih berakar kuat di ranah Minangkabau. Perempuan yang lahir di bulan Agustus ini berasal dari Padang, Sumatera Barat.
Sebuah tanah yang ia kenang dengan penuh kebanggaan akan keindahan alamnya, kekayaan budaya adat istiadat yang unik, kuliner yang menggugah selera, dan keramahan masyarakatnya.
Sentuhan budaya Minang yang kuat mungkin menjadi salah satu fondasi dari semangat kemandirian dan keinginan meraih kesuksesan yang terpancar kuat dalam dirinya.
Kini, Veby mengukir karier profesional di salah satu bank BUMN ternama di Bogor, menjabat sebagai Relationship Manager untuk segmen Usaha Kecil dan Menengah (SME).
Namun, dunia korporat bukanlah satu-satunya panggung baginya. Di luar jam kantor, Veby adalah seorang pengusaha yang bergerak di bidang yang ia yakini penting: literasi keuangan.
Bisnis ini bukan sekadar usaha sampingan, melainkan manifestasi dari sebuah passion yang telah menggebu sejak masa sekolah.
“Dari zaman sekolah, aku emang tertarik banget buat bisnis,” akunya, menandakan bahwa jiwa wirausaha telah lama tertanam dalam dirinya.
Minatnya yang mendalam terhadap dunia usaha dan keuangan membentuk jalan pendidikannya.
Di SMA, ia masuk kelas akselerasi, percepatan yang mengharuskannya berpikir lebih matang tentang masa depan.
Pilihannya jatuh pada Jurusan Akuntansi Internasional, sebuah langkah strategis untuk memperdalam pengetahuannya di bidang keuangan.
Bagi Veby, pendidikan dan karier ini juga merupakan pernyataan sikap tentang kemandirian perempuan.
“Sebagai perempuan, aku gak mau bergantung sama pasangan,” tegasnya.
Prinsipnya jelas: mampu menghasilkan uang sendiri dan mandiri adalah suatu keharusan.
Ia meyakini bahwa mimpi adalah tanggung jawab pribadi, bukan beban yang diserahkan kepada pasangan atau keluarga.
“Kita bisa mencapai apa aja yang kita mau, gapapa bermimpi kan gratis,” ujarnya sembari menyadari bahwa, “Tapi di balik semua itu pasti ada pengorbanan dan harga yang harus di bayar.”
Pengorbanan itu nyata ia rasakan dalam kesehariannya yang padat.
“Aku yang bekerja sambil bisnis itu gak gampang,” akui Veby jujur.
Menjembatani tuntutan pekerjaan profesional di bank dengan mengelola bisnis sendiri memerlukan energi, waktu, dan disiplin ekstra.
Namun, ia melihat semua kerja keras ini bukan sekadar untuk membangun karier, melainkan sesuatu yang lebih abadi:
“Because im not just building career, i’m building legacy.“
Visinya jauh ke depan. Ia ingin anak-anaknya kelak memahami cara berbisnis, mampu menciptakan peluang, bermanfaat bagi sekitar, dan menguasai sistem bisnis dengan baik.
Bisnis literasi keuangannya adalah bagian dari warisan pengetahuan dan nilai yang ingin ia turunkan.
Harapannya ke depan pun mencerminkan ambisi dan kedewasaannya.
Ia berdoa agar bisnisnya lancar dan terus berkembang, namun juga menekankan pentingnya proses belajar dan meng-upgrade diri tanpa henti.
Kebermanfaatan bagi orang lain dan kebahagiaan orang tua menjadi tujuan utamanya.
Dalam relasi, Veby tidak ingin dipandang sebagai pesaing, melainkan sebagai partner diskusi yang sefrekuensi dengan siapa pun, tanpa batas gender.
Dan lagi-lagi, keinginan untuk mewariskan semangat dan pengetahuan kepada anak-anaknya, agar mereka juga bisa menjadi sumber manfaat bagi banyak orang, menjadi benang merah cita-citanya.
Filosofi hidup Veby Utami A. terangkum dalam quote yang ia pegang teguh:
“Hidup itu ga boleh sederhana, yang sederhana itu adalah sikapnya. Jangan pernah takut buat bermimpi, hidup cuma sekali, kenapa ga di maksimalin aja.
Bermimpilah setinggi tingginya, lakukanlah hal yang lebih dari orang yang biasa lakukan karena memang ada harga yang harus di bayar buat mencapai impian itu.
Perbanyak relasi dan jaga kredibilitas serta Jangan lupa bersyukur dan berdoa.”
Source image: veby

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










