Vera Widya, Lari Untuk Terapi, Tingkatkan Percaya Diri Juga Buat Bahagia

Iniloh.com Bandung- Sebagai anak yang tumbuh dari keluarga broken home tentu membuat Vera Widya mengalami masa kecil yang berat dan penuh trauma. Sejak dulu ia tinggal di kota Bandung lalu pindah dan dibesarkan di Bogor. Ia pernah tinggal bersama nenek dari sang papa, kemudian pindah dan tinggal bersama anak-anak dari istri pertama sang ayah, bahkan sempat juga tinggal dengan pamannya yang merupakan kakak dari sang mama.

Sebagai anak dari delapan bersaudara tentu kehidupan Vera tak berjalan mulus, terutama dari segi ekonomi. Ada beberapa kenangan sedih yang hingga saat ini masih terkenang dalam benaknya. Tinggal dengan saudara yang lain membuat hidupnya kadang tidak menyenangkan, apalagi ia merupakan sosok anak korban bullying keluarga dan tak mendapatkan kasih sayang yang layak dari orang tuanya.

“Aku adalah anak korban bullying di keluarga dan kurang kasih sayang dari orang tua dan selalu mendapat perlakuan berbeda tidak seperti saudara kandung aku yang lain selalu diistimewakan. Itu membuat aku sangat terluka, sulit sekali untuk berdamai karena pada saat aku menikah pun tidak mulus perjalanan seperti saudara yang lain.

 Saat aku di kelas 2 SMP, Papa aku datang ke Bandung untuk menjenguk aku dan saudara yang lain, tapi nyatanya papa datang untuk menculik aku dan kakak dari mama untuk diajak pindah ke Padang. Tapi itu yang aku mau, tinggal sama mama aku selalu mendapat perlakuan kasar dan sering dipukulin,” cerita Vera.

Kerasnya hidup dari kecil tentu membuat Vera menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri. Saking mandirinya, ia bahkan telah berusaha untuk bekerja setelah lulus sekolah, meskipun sebenarnya keinginan terpendamnya adalah melanjutkan kuliah. Namun, tidak ada yang sia-sia dari itu semua karena saat usia 22 tahun ia dapat pergi umroh dan itu adalah hal yang sangat membanggakan untuk dirinya sendiri setelah semua perjuangan yang ia hadapi.

Bagi Vera, mengalami hal-hal kurang mengenakkan sejak kecil membuatnya tak hilang arah dan ia patut bersyukur untuk hal itu. Justru ia semakin menggunakan waktunya untuk dekat dengan Allah SWT dan terus memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik. Ia menganggap setiap ujian entah itu dari keluarga atau dari siapapun sebagai cara agar lebih dekat dengan Sang Pencipta.

Aku inget satu ayat yang tertulis di sana ‘Allah Swt  memberikan kita cobaan karena Allah tahu kita mampu dan Allah tahu mana yang terbaik untuk hamba-Nya’ dan aku yakinkan ayat itu, semua ujian yg datang pada diri aku sampai saat ini aku merasa bersyukur aku bisa menjadi diri aku sekarang dan aku bahagia karena selalu ada hadiah yang tidak terduga,” ucap Vera.

Vera menikah di usia 25 tahun dan kini telah menjalani usia pernikahan yang ke-9 tahun. Tentu saja semua cobaan yang ia alami tak berhenti setelah ia menikah, karena setelahnya ia diuji dengan tidak adanya kehadiran seorang anak dalam pernikahan tersebut. Walau begitu hal itu sama sekali tak mengurangi rasa syukur yang selalu dipanjatkan oleh Vera.

Setidaknya ia masih memiliki suami yang baik dan tidak pernah memperlakukannya dengan kasar, meski proses perjalanan rumah tangganya sangat penuh dengan ujian. Bahkan secara perlahan ia mampu berdamai dengan dirinya sendiri dan masa lalu yang menyertainya.

Terlepas dengan semua rasa sakit yang dialami, Vera berusaha mengalihkan perasaan tersebut dengan mengikuti olahraga lari. Kegiatan positif yang dapat menghindarkannya dari perasaan stres dan terpuruk serta dapat mengembalikan perasaan percaya dirinya.

“Karena ada faktor aku merasa terpuruk sebab mental aku sangat terganggu pada waktu itu yang bikin percaya diri aku hilang dan takut bertemu dengan orang-orang. Rasanya ingin menjauh dan aku memiliki teman toxic yang selalu menuduh dan memfitnah aku tanpa aku melakukan apapun. Membuat aku overthinking dan bikin aku takut berteman sampai saat ini terjadi,” ceritanya.

“Dan aku pilih run (lari) karena suami yang ajak agar keluar dari zona itu dan sekarang aku bahagia dan happy banget. Pelan-pelan luka itu sembuh dan mental aku membaik dan aku suka olahraga dari sejak kecil tapi tidak pernah didukung oleh orang tua aku. Padahal aku sangat berprestasi di sekolah,” tambah Vera.

Ia juga pernah ikut sekolah modeling yang membuat keberaniannya terbentuk saat SMP walau tidak berlangsung lama. Di sela kesibukannya mengatur bisnis, Vera selalu menyempatkan diri untuk berlari karena baginya kesehatan adalah nomor 1. Menurutnya kunci hidup bahagia adalah berolahraga, menjauhi orang-orang yang memberi pengaruh negatif dalam hidupnya, selalu merasa penuh syukur dan melibatkan Allah SWT dalam segala hal.

“Kenapa pilih run (lari)? Karena running yang membuat aku berubah menjadi diri sendiri dan meningkatkan rasa percaya diri aku, aku bisa berlari tanpa melihat ke belakang. Fokus pada diri sendiri begitupun saat marathon kita fokus dengan race dan menuju finish dengan pencapaian yang memuaskan. Hal itu terbukti mengobati luka batin aku dan aku bisa berdamai dengan diri aku,” kata Vera.

Di samping lari, ia juga sangat suka jenis olahraga lain seperti berenang atau badminton. Sesekali ia menjajal semua olahraga tersebut untuk membuat hidupnya menjadi lebih sehat dan beban pikirannya sedikit berkurang.

“Harapan aku dan doaku untuk diri aku adalah terus kuat dan sabar, ikhlas menjalankan setiap proses kehidupan dan jangan berhenti berdoa untuk diri sendiri dan keluarga. Semoga Allah kumpulkan di jannah dan bersama berjalan di atas sunnah dan Qur’an. Aamin Insya Allah Aku sangat mencintai keluarga aku. Untuk usahaku terus nikmati prosesnya dan bersyukur dengan yang Allah berikan. Jangan menyerah terus semangat. Pasti akan sukses dan memiliki hasil yang terbaik suatu hari nanti,” doa dan harapan Vera di masa depan.

Ia juga turut membagikan pesan-pesan untuk orang-orang di sekelilingnya sekaligus siapapun yang membaca kisahnya saat ini. Vera berkata, “Untuk orang-orang sekeliling aku, berhenti mencari kesalahan orang lain dan fokus pada aib sendiri dan jadilah orang yang baik dan tulus. Hargai orang-orang yang sudah baik kepada kamu dan jangan mudah membenci seseorang karena kesalahan yang nilainya tidak sebesar kebaikan yang dia tunjukan kepada kamu.”

 “Jangan menjadi lemah ketika dunia sudah tidak baik-baik saja, cari tempat atau lingkungan yang bisa menjadi tempat sandaran kamu walau itu hanya sementara. Mulai perbaiki diri dengan lebih dekat kepada Tuhan dan bersyukur selalu dan nikmati prosesnya. Walau dunia tidak berpihak pada kita tapi yakin Allah selalu ada untuk menolong. Jangan bersedih karena kamu tidak sendiri.”

Terkadang kita melihat betapa bahagianya hidup orang lain tanpa tahu apa yang sudah orang tersebut alami dibaliknya. Semoga kisah, pesan-pesan dan kalimat motivasi dari Vera di atas dapat membuat kita lebih bersyukur dan bersemangat untuk terus melangkah.

 

Source image: vera

 

You May Also Like

Vera Novianti, Kita Tak Bisa Buat Semua Orang Sukai Kita Maka Jadi Diri Sendiri Saja
Vera Novianti, Kita Tak Bisa Buat Semua Orang Sukai Kita Maka Jadi Diri Sendiri Saja
Vera Asrita, Tak Perlu Sempurna Untuk Menginspirasi Orang Lain
Vera Asrita, Tak Perlu Sempurna Untuk Menginspirasi Orang Lain
Mutiara Karunia Sinaga, Tetap Bertahan Apa yang Terjadi di Hidup Kita dan Percaya Mampu Melewatinya
Mutiara Karunia Sinaga, Tetap Bertahan Apa yang Terjadi di Hidup Kita dan Percaya Mampu Melewatinya
Putu Dharmayani, Percaya Pada Mimpi yang Kita Inginkan Biarkan Semesta Bekerja Mewujudkannya
Putu Dharmayani, Percaya Pada Mimpi yang Kita Inginkan Biarkan Semesta Bekerja Mewujudkannya
Fadhilah Hasni, Jangan Takut Untuk Memulai dan Percaya Dirilah Selalu
Fadhilah Hasni, Jangan Takut Untuk Memulai dan Percaya Dirilah Selalu
Widya Ningrum, Nikmati Setiap Langkah dengan Hati Penuh Syukur
Widya Ningrum, Nikmati Setiap Langkah dengan Hati Penuh Syukur