Vhena Wijaya, Hancur Bukan Akhir Dari Cerita!
Iniloh.com Jakarta- Di pusat perjalanan Vhena Wijaya, ada satu kebenaran yang teguh dan tak tergoyahkan: cinta dan kasih sayang keluarga adalah fondasi abadi.
“Ga tergantikan walau termakan waktu,” ujarnya dengan keyakinan yang dalam.
Kalimat singkat ini menyimpan samudra makna, tentang kehangatan yang menjadi rumah sejati, pelabuhan yang selalu meneduhi ketika badai kehidupan menghantam.
Dalam dunia yang serba berubah, ikatan keluarga baginya adalah batu karang yang tetap kokoh, sumber kekuatan yang terus membara meski tahun demi tahun berlalu.
Inilah kompas yang menuntun langkahnya, akar yang memberinya keberanian untuk bertumbuh.
Passion adalah denyut nadi yang menggerakkan hari-harinya.
Saat ditanya tentang kecintaannya pada bidang yang digeluti (entah itu seni, karier, atau aktivitas tertentu), jawabannya lugas dan penuh keyakinan: “Yes. Emang suka.”
Dua kata ini bukan sekadar pengakuan, melainkan deklarasi semangat.
Ia menjalani apa yang dicintai dengan sepenuh hati, menjadikannya sumber energi dan kepuasan batin.
Ini adalah api yang menyala dari dalam, mengubah rutinitas menjadi petualangan, dan kerja menjadi panggilan jiwa.
Namun, jalan yang dilalui tak selalu mulus. Vhena jujur mengakui betapa perjuangannya kerap terasa lelah sekali.
“Berusaha berjuang itu kan gak gampang ya,” keluhnya, mengisyaratkan lelah fisik dan mental yang menyertainya.
Tantangan, rintangan, dan momen-momen ingin menyerah pasti menghampiri.
Tapi, di tengah segala keletihan itu, ada keyakinan baja yang ia pegang teguh: “Tapi usaha tidak menghianati hasil”.
Prinsip inilah yang menjadi penyemangatnya.
Ia percaya, setiap tetes keringat, setiap langkah berat, setiap ketekunan di tengah kepenatan, pada akhirnya akan berbuah manis.
Keberhasilan bukan soal kebetulan, tapi hasil dari konsistensi dan ketahanan hati.
Harapan dan doanya untuk masa depan terdengar sederhana namun mencakup segalanya: “Doanya semua akan baik-baik saja untuk saat ini dan selamanya.”
Sebuah permohonan universal akan ketenangan, keberkahan, dan keselamatan yang berkelanjutan.
Doa ini mencerminkan kerinduannya akan stabilitas dan kedamaian, baik untuk diri sendiri maupun orang-orang terkasih, di sepanjang waktu yang akan dilalui.
Tapi, mahakarya filosofi Vhena terpancar dari kalimat penuh kekuatan yang menjadi penutupnya:
“Hancur bukan akhir dari cerita , kadang itu pintu rahasia menuju versi dirimu yang lebih indah .”
Ini lebih dari sekadar kutipan; ini adalah intisari perjalanan hidupnya.
Sebuah pengakuan bahwa kehancuran, baik hati, mimpi, atau harapan bukanlah titik final.
Justru di balik puing-puing reruntuhan itulah sering kali tersembunyi pintu transformasi.
Saat segala sesuatu terasa terkoyak, saat itulah potensi untuk bangkit kembali, lebih kuat, lebih bijak, dan lebih “indah” dalam arti yang lebih utuh, mulai bersemi.
Vhena mengajak kita melihat keruntuhan bukan sebagai kegagalan, melainkan sebagai proses peluruhan yang perlu terjadi untuk membentuk versi diri yang lebih autentik dan bersinar.
Source image: vhena

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










