Victoria Lunetta, Percayalah Pada Proses!
Iniloh.com Jakarta- Bagi Victoria Lunetta, Medan bukan sekadar titik di peta Sumatera Utara; ia adalah ruang kenangan, pusat kehangatan, dan terutama, surga kuliner yang tak tertandingi.
“Aku asal kota Medan, menjadi kota penuh kenangan, semua ada disini,” ungkapnya dengan nada penuh rasa memiliki.
Pengakuan “semua ada disini” berbicara tentang kelengkapan dan kenyamanan yang ia rasakan, seolah kota ini memenuhi segala kebutuhan hidupnya, baik secara fisik maupun emosional.
Namun, ada satu kebanggaan yang tak terbantahkan: “Makanan paling enak pastinya di sini juga.”
Bagi Victoria, rasa kuliner Medan bukan sekadar soal lidah; ia adalah benang merah yang mengikatnya pada identitas, tradisi, dan kenangan manis tanah kelahirannya.
Medan adalah fondasi yang kokoh, tempat di mana akarnya tertanam dalam.
Di atas fondasi kenyamanan Medan itu, Victoria membangun karir yang sangat sesuai dengan nilai-nilai kebebasan dan interaksi sosial yang ia hargai.
“Aku berkarir di dunia bisnis yang fleksibel,” jelasnya.
Fleksibilitas ini menjadi kunci utama baginya. Jenis bisnis ini memberinya ruang untuk bisa bertemu banyak orang baru dan membangun relasi. Dua hal yang jelas ia nikmati.
Namun, keunggulan terbesarnya terletak pada keseimbangan: “sekalian punya kebebasan waktu untuk keluarga dan kegiatan yang aku cintai.”
Baginya, kesuksesan tidak hanya diukur dari pencapaian finansial, tapi juga dari kemampuan mengatur waktu untuk hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup: keluarga dan passion pribadi.
Filosofi pragmatisnya dalam menangkap peluang terlihat jelas:
“Makanya bisa jadi BA karena itu ditawarin juga, kalau ada peluang ya ambil aja.”
Ini menunjukkan sikapnya yang terbuka, adaptif, dan berani mencoba peran baru (seperti menjadi Brand Ambassador) selama itu selaras dengan prinsip fleksibilitas dan interaksi sosialnya.
Di dalam dinamika bisnis fleksibelnya, Victoria menemukan banyak sumber kepuasan.
“Sukanya bisa berkembang bersama banyak orang, saling dukung, dan merayakan pencapaian bareng-bareng,” ungkapnya.
Kata-kata ini mengungkap jiwa kolaborator sejati.
Ia tidak melihat kesuksesan sebagai pencapaian soliter, melainkan sebagai perjalanan bersama, di mana dukungan timbal balik dan perayaan kolektif memberi makna lebih dalam.
Namun, jalan karirnya tentu tidak selalu mulus.
“Dukanya tentu ada, seperti menghadapi tantangan atau penolakan,” akunya dengan jujur.
Yang membedakan adalah responsnya terhadap kesulitan itu: “tapi justru itu yang bikin aku makin kuat dan belajar.”
Tantangan dan penolakan bukanlah penghalang, melainkan batu loncatan untuk penguatan karakter dan pembelajaran berharga.
Ini adalah pola pikir growth mindset yang tangguh, melihat kesulitan sebagai bahan bakar pertumbuhan.
Harapan Victoria untuk diri sendiri dan orang lain mencerminkan keinginan akan kesejahteraan yang utuh dan tulus.
“Semoga kita semua selalu diberi kesehatan, rezeki yang berkah, keluarga yang bahagia, karir yang terus berkembang, dan hati yang tulus untuk berbagi kebaikan,” doanya.
Urutannya signifikan: kesehatan menjadi fondasi utama, diikuti rezeki yang tidak hanya banyak tapi juga berkah, bermakna dan membawa kebaikan.
Kebahagiaan keluarga adalah prioritas berikutnya, diikuti perkembangan karir. Yang paling menggugah adalah penutupnya: “dan hati yang tulus untuk berbagi kebaikan.”
Ini menunjukkan bahwa baginya, kesuksesan sejati tidak lengkap tanpa kemurahan hati dan ketulusan untuk memberi kembali kepada sesama.
Harapannya adalah gambaran keseimbangan sempurna antara keberhasilan material dan kedalaman spiritual.
Pesan yang Victoria ingin sampaikan pada dunia adalah mantra ketekunan dan tujuan hidup:
“Percayalah pada proses. Setiap usaha yang kita lakukan dengan konsisten pasti akan membuahkan hasil.
Jangan pernah takut bermimpi besar, karena hidup itu tentang bertumbuh dan memberi manfaat untuk orang lain.”
Source image: Victoria

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










