Wijay Hurasan, Dunia Terlalu Ramai dengan Orang-orang Merasa Paling Waras!
Iniloh.com Jakarta- Dalam hiruk-pikuk Jakarta, di balik kemacetan yang bisa menghabiskan waktu empat jam pulang-pergi kantor, ada sebuah cerita tentang ketangguhan dan keseimbangan.
Dia adalah Wijay Hurasan, seorang Polisi Wanita (Polwan) yang juga istri dari seorang Perwira Marinir TNI AL.
Dalam dirinya, mengalir darah Solo dan Ambon, sebuah perpaduan unik yang dia gambarkan dengan ringan, “Jadi ada lembut dan kerasnya di dalam diri aku, hehe.”
Lahir dan besar di Jakarta, Wijay adalah produk ibu kota yang tangguh. Namun, jiwa dan genetikanya adalah harmoni dari dua budaya.
Kelembutan Solo dan ketegasan Ambon bertemu, membentuk seorang perempuan yang tegas dalam bertugas namun hangat dalam bersosialisasi.
Kombinasi ini mungkin adalah bekal terbaiknya untuk menjalani dua peran sekaligus: seorang Polwan dan seorang istri dari prajurit marinir.
“Kita punya kedinasan dan kesibukan masing-masing,” ujarnya mengenai dinamika rumah tangganya.
Kalimat sederhana itu menyimpan kompleksitas yang luar biasa.
Dua jadwal yang padat, dua tanggung jawab besar kepada negara, dan satu komitmen untuk membangun rumah tangga yang harmonis di tengah kesibukan itu semua.
Dengan jadwal dinas yang menuntut dari pagi hingga malam, Wijay mengaku tidak terlalu memiliki waktu untuk hobi.
“Waktu ku sudah habis di dinas,” katanya.
Namun, dia memahami betul pentingnya menjaga keseimbangan jiwa.
Di hari libur, dia menyempatkan diri untuk “nongkrong” dengan teman-teman di luar lingkungan kepolisian.
Momen ini baginya bukan sekadar bersantai, melainkan sebuah kebutuhan untuk “tuker pikiran”.
“Setiap hari hanya bertemu dengan teman di Polisi, jadi kalau ketemu teman-teman yang dari background lain-lain, aku bisa sekalian bertukar pikiran dalam hal apapun,” tuturnya.
Ini adalah caranya menjaga perspektif dan menyegarkan pikiran.
Hobi yang sempat terselip di sela waktunya adalah driving golf. “Kadang teman-teman ku suka ngajak driving golf, kalau aku senggang aku biasanya ikut,” katanya.
Dalam ayunan stik golf yang mungkin masih pemula, terdapat ruang untuk melepas penat, tertawa, dan merasakan kehidupan di luar rutinitasnya yang padat.
Di balik kesibukan dan tuntutan profesinya, Wijay memegang erat sebuah prinsip yang menjadi penopangnya: keimanan.
Harapannya sederhana namun dalam, “Semoga kita semua dikuatkan hati nya, jiwa dan raga nya.”
Dia menyadari bahwa hidup tidak selalu manis, “dalam menghadapi segala hal apapun yang mungkin kenyataannya tidak mengenakkan.”
Namun, keyakinannya teguh, “Percaya aja Allah SWT satu-satunya yang tahu yang terbaik buat kita.”
Dari sanalah lahir pesannya yang unik dan penuh makna bagi para pembaca:
“Kadang pura-pura gila, bukan karena kehilangan akal, tapi karena dunia terlalu ramai dengan orang yang merasa paling waras.
Dengan pura-pura gila, aku bisa tertawa di tengah kegilaan, sementara yang waras justru sibuk menertawakan dirinya sendiri.”
Source image: wijay

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










