Winursih Wikromo, All Of Life Comes To Me With Ease, Joy, Glory, Miracle & Abundance
Iniloh.com Jakarta- Dari Purworejo yang hangat hingga Cimahi yang sejuk, Winursih Wikromo yang akrab disapa Uwien membuktikan bahwa perjalanan hidup penuh liku bisa berujung pada penemuan diri yang penuh makna.
Perempuan berdarah Jawa ini tak hanya mengemban peran sebagai ibu empat anak, tetapi juga penulis, fotografer, terapis kesadaran, dan pebisnis.
Dengan prinsip “All of life comes to me with Ease, Joy, Glory, Miracle, Abundance”, ia mengajarkan bahwa menjadi ibu rumah tangga bukanlah akhir dari impian, melainkan awal dari petualangan baru.
Uwien lahir dan dibesarkan di Purworejo, Jawa Tengah, dalam keluarga dengan empat kakak dan orang tua yang kerap bertengkar.
“Masa kecilku banyak inner child yang kini kupulihkan perlahan.” akunya.
Namun, pengalaman itu justru membentuknya menjadi pribadi yang tangguh dan peka.
Sejak 20 tahun lalu, ia memilih menetap di Cimahi, Jawa Barat, bersama suami dan keempat anaknya.
Udara dingin dan keramahan warga Cimahi Utara memberinya ketenangan.
“Di sini, aku menemukan rumah kedua yang membuatku betah,” ujarnya.
Perjalanan karier Uwien ibarat mozaik warna-warni. Usai lulus SMA, ia sempat bekerja di pabrik.
Setelah menikah, ia mencoba berbagai profesi: guru TK honorer, blogger di uwienbudi.com, fotografer, hingga praktisi modalitas kesadaran seperti Access Consciousness dan Body Communication Resonance di sebuah klinik Bandung.
Kini, ia menjalankan bisnis percetakan sebagai sumber penghasilan utama.
“Dulu, aku berpikir menjadi ibu rumah tangga adalah akhir dari karier. Ternyata, itu justru pintu untuk mengeksplorasi banyak hal,” ucapnya.
Bagi Uwien, label “ibu rumah tangga” tidak membatasi ruang geraknya.
Blog pribadinya menjadi medium curhat sekaligus inspirasi bagi para ibu, selain hobi fotografi ia manfaatkan untuk mengabadikan momen keluarga dan proyek kreatif.
Di balik kesuksesannya, Uwien pernah terjebak dalam tekanan diri sendiri.
Sebagai ibu empat anak dengan segudang aktivitas, ia kerap memaksakan segala hal berjalan sempurna.
“Aku sulit mengatur waktu, sampai akhirnya stres menghampiri,” kenangnya.
Titik baliknya datang ketika ia memutuskan untuk menikmati proses dan menerima segala situasi baik buruk, indah, atau kurang menyenangkan.
“Sekarang, aku jalani semuanya dengan having fun. Stress pun hilang,” ujarnya.
Kunci lainnya adalah fleksibilitas. Ia tak lagi memisahkan urusan keluarga dan karier secara kaku.
“Mengasuh anak itu seperti jeda di sela berkarya. Seperti orang lain main game, jedaku adalah menemani anak-anak,” candanya.
Dengan pola pikir ini, ia membuktikan bahwa mengasuh anak dan mengejar passion bisa berjalan beriringan tanpa pengorbanan.
Uwien meyakini bahwa hidup akan mengalir indah jika dijalani dengan syukur dan penerimaan.
Kutipan favoritnya, “Semua berjalan dengan baik, all of life comes to me with Ease, Joy, Glory, Miracle, Abundance”, menjadi mantra hariannya.
Prinsip ini ia terapkan baik saat menghadapi konflik rumah tangga, kebuntuan ide bisnis, maupun dinamika mengasuh anak.
“Dulu, aku berpikir harus memilih antara menjadi ibu atau berkarya. Ternyata, kita bisa melakukan keduanya asal punya kemauan dan manajemen waktu,” tegasnya.
Baginya, kebahagiaan adalah hasil dari keseimbangan antara memberi dan menerima, antara berjuang dan bersabar.
Source image: uwien

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










