Yenny: Kesetaraan Gender Bukan Hal yang Didoktrinkan, Tapi Langsung Dipraktekkan di Keluarga Kami!
Oleh: Yenny Wahid
Saya dan saudara-saudara dibesarkan dalam keluarga yang sangat egaliter dan sangat menghargai kesetaraan gender. Mama sejak awal menikah sudah membantu Bapak saya untuk memenuhi kebutuhan finansial keluarga.
Ketika hidup di Jombang, Jawa Timur Mama menggoreng kacang, dan bersama Bapak membungkus kacang-kacang tersebut, lalu besoknya Bapak akan menitipkan kacang-kacang tersebut di warung-warung.
Lukisan Joko Susilo
Ketika hijrah ke Jakarta, Mama menjadi wartawan frelance untuk Majalah Matra. Bapak sendiri juga tidak canggung membantu dengan urusan domestik, seperti mengurus anak dan bersih-bersih. Bapak tidak canggung untuk ikut mengurus kami yang masih bayi.
Kesetaraan gender bukan hal yang di doktrinkan, tapi satu hal yang langsung di praktekkan di keluarga kami. Dan hasilnya, semua anak Gus Dur dan Bu Shinta Insya Allah mandiri dalam mengarungi kehidupan di masyarakat.
Tidak ada keraguan dalam diri kami tentang kiprah dan karier di luar rumah. Juga soal sharing beban domestik dengan suami kami dalam meniti rumah tangga. Semua berjalan natural dan tidak dipaksakan, karena contoh dari orang tua.
Hari ini adalah hari spesial, karena Mama saya berulang tahun. Yang lebih istimewa, momen ini juga turut dirayakan oleh milyaran perempuan lain di seluruh dunia, karena hari ini juga adalah Hari Perempuan Dunia.
Selamat ulang tahun Mama. Ibu Sinta Nuriyah Wahid.
Dan selamat pula untuk seluruh perempuan hebat di seluruh dunia.

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










