Yuanitada Mayanti, Makeup Bukan Sekedar Alat Mempercantik Tapi Juga Kembalikan Kepercayaan Diri Seseorang

Iniloh.com Jakarta- Yuanitada Mayanti, perempuan kelahiran Bandar Lampung yang menghabiskan masa kecilnya di Kotaagung, Tanggamus, adalah contoh nyata bahwa perjalanan hidup penuh lika-liku bisa melahirkan pribadi tangguh.

Dibesarkan di desa yang sarat cerita, ia mengisahkan:

“Kotaagung itu tempat di mana aku belajar arti keluarga. Di sini, ada kenangan manis bersama ayah yang sudah tiada, juga semangat ibu yang kini menjadi sandaranku.”

Kehangatan kampung halaman dan dukungan orang tua membentuknya menjadi sosok yang gigih, meski harus menghadapi pasang-surut kehidupan.

Makeup artist (MUA) awalnya hanya pekerjaan sampingan Yuanitada saat masih kuliah.

“Dulu, aku cuma iseng mengisi waktu luang. Tapi karena suka banget sama seni, terutama makeup, aku terus tekuni,” kenangnya.

Tanpa pendidikan formal, ia belajar secara otodidak lewat tutorial YouTube dan eksperimen langsung.

“Aku sering pinjam wajah teman-teman sebagai ‘kelinci percobaan’. Gratis, asal mereka mau jadi model,” candanya.

Ternyata, bakat alaminya dalam memadukan warna dan memahami bentuk wajah membuat hasil riasannya semakin digemari.

Dari acara kampus hingga pernikahan sederhana, nama Yuanitada mulai dikenal sebagai MUA andal di kotanya.

Meski kini telah profesional, Yuanitada tak melupakan awal perjuangannya.

“Dulu, aku harus bagi waktu antara kuliah, kerja part-time, dan ngerjain order makeup. Capek? Pasti. Tapi demi bisa bantu ibu, semua worth it,” ujarnya.

Ayahnya yang meninggal dunia meninggalkan pelajaran berharga:

“Hidup ini singkat. Jadi, jangan sia-siakan kesempatan untuk berbuat baik dan berusaha maksimal.”

Prinsip ini ia pegang erat, bahkan saat menghadapi kritik pedas. “Pernah dapat komentar,

‘Dasar MUA gadungan!’ Tapi aku nggak mau terbawa. Kritikan itu aku jadikan bahan introspeksi, bukan penghancur semangat,” tegasnya.

Harapan terbesarnya sederhana: “Semoga karirku makin berkembang, rezeki lancar, dan sehat selalu. Yang paling penting, bisa membahagiakan ibu, satu-sunya orang tua yang kini masih mendampingiku.”

Di balik kesibukannya, Yuanitada juga berdoa untuk dipertemukan jodoh yang sevisi.

“Aku ingin pasangan yang pekerja keras, yang mau saling mendukung. Nggak perlu kaya, asal mau berjuang bareng,” ucapnya sambil tersenyum.

Kepada mereka yang tengah berjuang, Yuanitada berpesan:

Teruslah berjalan, meski dihujani kritik tajam. Dunia ini berputar.

Tidak ada kepedihan yang sia-sia selama kita percaya pada Allah. Setiap tetes keringat akan dibalas dengan kebaikan.”

Keyakinannya pada takdir Ilahi menjadi pondasi saat ia merasa lelah.

“Setiap kali gagal, aku ingat: Allah punya rencana lebih baik. Yang perlu kita lakukan cuma ikhtiar dan tawakal,” tambahnya.

Melalui akun Instagram @yuanitadamayantii, Yuanitada membagikan portofolio riasan, momen kebersamaan dengan klien, serta kutipan-kutipan penyemangat.

“Aku ingin kontenku nggak cuma pamer skill, tapi juga mengingatkan orang untuk tetap bersyukur,” jelasnya.

Gaya riasannya yang natural dan menyesuaikan karakter klien menjadi daya tarik utama.

Tak heran, pelanggannya terus bertambah, dari remaja yang mau wisuda hingga pengantin yang ingin tampil sempurna.

“Makeup bukan sekadar alat mempercantik, tapi juga cara mengembalikan kepercayaan diri seseorang.” Yuanitada Mayanti.

 

source image: yuan

You May Also Like

Mia Resmiati, Sukses Bukanlah Akhir, Kegagalan Bukanlah Hal yang Fatal
Mia Resmiati, Sukses Bukanlah Akhir, Kegagalan Bukanlah Hal yang Fatal
Astri Yuniati, Jangan Takut Ambil Keputusan Sulit Selama untuk Kebaikan Diri dan Keluarga 
Astri Yuniati, Jangan Takut Ambil Keputusan Sulit Selama untuk Kebaikan Diri dan Keluarga 
Cynthia Agatha de Ruiter, Konsisten Berusaha dan Berbuat Baik Hasil Pasti Kan Terlihat 
Cynthia Agatha de Ruiter, Konsisten Berusaha dan Berbuat Baik Hasil Pasti Kan Terlihat 
Maharatih, SH. MH: Hidup Adalah Seni yang Harus Dirajut dengan Kesadaran Penuh
Maharatih, SH. MH: Hidup Adalah Seni yang Harus Dirajut dengan Kesadaran Penuh
Yunita Kumala, Jangan Ikutan Tren Jika Tak Sesuai Nilai Diri
Yunita Kumala, Jangan Ikutan Tren Jika Tak Sesuai Nilai Diri
Nurul, Mimpi Itu Seperti Benih Rawatlah dengan Persiapan Mentalitas dan Kesabaran 
Nurul, Mimpi Itu Seperti Benih Rawatlah dengan Persiapan Mentalitas dan Kesabaran