Yulitha Ra’bang, Semua Akan Terbiasa Jika Dibiasakan!
Iniloh.com Jakarta- Di tengah keheningan Danau Matano, jauh dari gemerlap kota besar, Yulitha Ra’bang menemukan ritme hidupnya.
Lahir, besar, dan masih setia tinggal di Desa Sorowako, Sulawesi Selatan, ia menyatu dengan alam yang memberinya ketenangan jiwa.
“Sorowako ini jauh dari hiruk pikuk kota, udara bersih dan segar,” ungkapnya tentang kampung halaman yang menjadi fondasi ketenangan dalam hidupnya.
Di desa yang dikelilingi perbukitan dan danau purba ini, Yulitha bukan hanya mencari nafkah sebagai karyawati perusahaan lokal, tetapi juga membangun filosofi hidup: menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan dan kedisiplinan.
Sebagai ibu dari tiga putri yang kini menuntut ilmu di kota, Yulitha memahami arti kemandirian dan keteladanan.
Kepergian anak-anaknya tak membuatnya larut dalam kesendirian.
Justru, ia mengisi ruang itu dengan energi positif melalui olahraga , sebuah passion yang sudah melekat sejak anak-anaknya masih kecil.
Perjalanannya dimulai dari senam aerobik, kemudian berkembang menjadi kecintaan yang lebih dalam: lari, berenang di danau yang jernih di hari libur, dan sesekali mampir ke gym sepulang kerja.
“Sekarang ini says lebih menekuni ke olahraga lari. Saya pikir lari adalah olahraga yang paling gampang saya raih,” ujarnya, menemukan kepraktisan dalam langkah-langkah penuh semangat di pagi hari.
Dan pagi adalah saksi bisu disiplin besi Yulitha. Alarm berbunyi pukul 4.20 dini hari.
Pukul 5.00 tepat, kakinya sudah melesat di jalanan Sorowako yang sepi.
Ia harus tuntas sebelum pukul 6.00 pagi batas waktu sebelum bersiap memenuhi tanggung jawabnya sebagai karyawati.
Ritual ini bukan sekadar hobi, melainkan komitmen yang tak tergoyahkan.
Dedikasi itu berbuah manis: jejak prestasinya tertoreh di berbagai event bergengsi seperti Pocari Sweat Run, Maybank Marathon, dan Makassar Half Marathon.
Kini, fokusnya tertuju pada tantangan lebih besar: menyelesaikan Full Marathon (FM) di Jakarta International Marathon akhir Juni.
Ini akan menjadi FM keduanya, bukti bahwa usia bukan penghalang untuk menaklukkan batas diri.
Di balik langkah-langkah penuh target, tersimpan filosofi hidup Yulitha yang jernih seperti Danau Matano:
“Hiduplah dengan baik dan tenang! Hiduplah sebahagia bahagianya.“
Pesan ini menjadi inti harapannya untuk semua orang.
Ia mendorong siapapun untuk aktif mencari sumber kebahagiaan mereka sendiri dan, yang terpenting, menghargai setiap detik kebahagiaan itu.
“Hidup hanya sekali, nikmati hidupmu,” pesannya singkat namun sarat makna, mengingatkan untuk tidak tenggelam dalam kesibukan hingga lupa menikmati hidup.
Motivasinya dalam berolahraga dan menjalani hidup pun praktis dan mengena:
“Semua dimulai dari langkah kecil, kemauan dan konsisten dalam melakukan.
Semua akan terbiasa jika dibiasakan. Olahraga itu disempatkan, bukan sesempatnya saja, agar lebih awet muda.”
Source image: yulita

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










