Yuni Ratna Dewi, Love Yourself First!
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan besar di Bandung yang “sudah berbentuk seperti sekarang”, Yuni Ratna Dewi mengenang masa kecilnya bukan sebagai petualangan kota besar yang glamor, melainkan sebagai disiplin penuh makna.
“Standar aja sih,” katanya merendah, tapi rutinitasnya justru luar biasa.
Sejak kecil, hidupnya diatur oleh tiga kegiatan sehari yang ketat: sekolah pagi, sekolah agama siang (13.00-16.00), dan ngaji magrib hingga pukul 20.30 malam.
Yang membuatnya istimewa? Ia menempuh perjalanan antar kegiatan itu dengan berjalan kaki.
“Mungkin kalau sekarang dipikirkan kembali seperti woooww, anak sekecil itu sanggup berjalan kaki sejauh ini,” ujarnya sambil tertawa.
Tapak kaki kecilnya di jalanan Bandung itu tak hanya membangun fisik, tapi juga fondasi kedisiplinan dan keimanan yang kuat berkat didikan orang tua yang sangat menekankan aspek agama.
Kini, sebagai ibu dari seorang putri berusia 11 tahun, Yuni menjalani peran multitasking dengan gemilang.
Ia bekerja sebagai karyawan swasta di perusahaan IT, dunia yang menuntut ketelitian dan pemikiran logis.
Namun, ia menolak membiarkan karir menguasai seluruh hidupnya.
Di tengah kesibukan kantor, ia dengan sengaja menyulam quality time berharga bersama keluarga.
Kegiatan favoritnya?
Treking ke tempat-tempat alam bersama suami dan anak perempuannya.
“Membuat memory baik untuk anak kelak ketika dia dewasa,” ujar Yuni tentang motivasinya.
Aktivitas alam ini bukan sekadar rekreasi, melainkan ritual spiritual yang mendekatkannya pada Tuhan sekaligus memperkuat ikatan keluarga.
Ia juga aktif mengisi “tangki rohani” dengan mengikuti kajian offline dan online. Filosofinya jelas:
“Kasih asupan jasmani dan rohani agar balance yah hidupnya.”
Keseimbangan itu pula yang menjadi kunci tips hidup enjoyable ala Yuni. Jawabannya sederhana namun mendalam:
“Bersyukur dan bersabar.”
Baginya, menjalani setiap peran sebagai ibu, istri, karyawan, dan individu dengan keikhlasan adalah resep utama menghadapi lika-liku kehidupan.
Ini bukan tentang menghindar dari tantangan, tapi tentang menghadapinya dengan hati yang tenang dan penuh penerimaan.
Harapan dan doa Yuni untuk kehidupannya mencerminkan kerinduan akan keberkahan yang menyeluruh.
Ia tak hanya memohon rezeki harta, tapi juga rezeki kesehatan, ketenangan hati, dan yang tak kalah penting: orang-orang baik di sekelilingnya.
Ia ingin semua urusan dimudahkan dan dilancarkan, dengan satu tujuan mulia:
“Menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang.”
Doa ini menunjukkan kesadarannya bahwa kebahagiaan sejati terletak pada memberi kontribusi positif bagi sekitar.
Pesan terakhir Yuni untuk pembaca adalah fondasi dari semua keseimbangan yang ia usung:
“Love your self first.”
Dua kata ini ringkas tapi powerful. Ia memahami bahwa mencintai diri sendiri bukanlah keegoisan, melainkan prasyarat untuk bisa mencintai orang lain dengan tulus
Menjalani peran dengan ikhlas, dan menemukan harmoni antara tuntutan duniawi dan kebutuhan batin.
Pesan ini adalah kristalisasi dari perjalanannya dari gadis kecil yang berjalan kaki menuntut ilmu di Bandung, hingga wanita dewasa yang dengan sadar merajut keseimbangan antara karir IT, pengasuhan anak, petualangan alam, dan ketenangan spiritual.
Source image: Yuni

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










