Yunia Nur Farida: Kesederhanaan & Ketenangan Yogyakarta Membuat Kreatifitas Menyala
Iniloh.com Yogyakarta- Duduk di tempat teduh di hari yang cerah, dan memandangi pemandangan adalah penyegaran yang paling sempurna. Sama ketika Yunia Nur Farida, gadis manis natural asal Yogyakarta ini yang mengabarkan kesemuanya kepada kita.
Tinggal di tempat yang sejuk, jauh dari hiruk pikuk kemacetan, ramainya ibukota nan penuh polutan dan menuanya usia di jalanan yang tak terasa. Nia, panggilan pendek untuk perempuan yang hobinya di bidang seni ini menceritakan ia memang suka yang melankolis dan khas dengan perempuan yaitu perasa, lembut serta sebuah empati.
Nia yang hobi membaca buku, terutama buku motivasi ini menandaskan dengan yakin, bahwa hobi yang kini dirasa sudah sangat jarang anak muda melakukannya yaitu literasi atau membaca, padahal buku adalah jendela dunia bukan?
Ia ingin menulis sebuah buku berisikan tentang kehidupannya. Nia yang lahir, besar dan bekerja di Kota Gudeg, tempat sejuta kenangan bagi yang pernah tinggal di sana itu memberikan sebuah keyakinan lagi bahwa dengan kesederhanaan, ketenangan maka sebuah kreatifitas akan tercipta.
Selain membaca buku, tentu Nia juga mempunyai hobi atau kebiasaan yang lain sebagai upayanya refresh dari rutinitas seperti menyirami tanaman yang ada di rumahnya, mendengarkan musik lewat headset, memainkan gitar sambil bersenandung juga fotografi dan menulis. Satu lagi yang tak ketinggalan akan di lakukan ketika hujan datang yakni menikmati rintik itu sambil berjalan pelan dilindungi sebuah payung.
Seperti sebuah sajak berjudul Hujan dan Kebersamaan jika ia menikmati setiap tetes dan nuansa hujan di balik hijaunya halaman rumahnya.
Hujan ini mengingatkanku pada angan. Pada kebersamaan pernah kita jalankan. Setiap orang menarikan imajinasi yang disampaikan. Melalui kertas putih tak diharapkan Langit terasa gelap mencekam Air berjatuhan tanpa memberi kesempatan. Hawa dingin menusuk pori-pori badan Semangat tetap tak terbantahkan. Ada yang tidur dengan kesakitan. Ada yang merenung dengan kesendirian . Ada yang ragu dalam penyampaian. Ada pula cinta dalam kebersamaan.
Nia memberikan sedikit pesan dan kesan lagi dalam penutupnya kali ini, yaitu buku adalah sebuah jendela ke berbagai arah petualangan dan pengetahuan. Oleh karenanya temukanlah beragam sudut pandang yang mendalam, diskusikan ide yang muncul dengan orang lain dan berikan diri anda waktu untuk meresapi setiap halamnnya.
“ Karena dengan buku tidak hanya mengajarkan, tetapi juga merangsang imajinasi dan emosi kita.” tutupnya

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










