Yunita, Hidup Ini Seperti Lari Marathon: Butuh Persiapan, Strategi, dan Keyakinan
Iniloh.com Jakarta- Yunita, seorang prajurit TNI Angkatan Udara yang saat ini bertugas di Yogyakarta, adalah sosok yang mengajarkan arti kedisiplinan dan konsistensi.
Di balik senyum hangatnya, tersimpan tekad baja yang dibentuk oleh lingkungan militer sejak kecil.
Wanita berusia 35 tahun ini tidak hanya menjalani tugas sebagai anggota TNI, tetapi juga menekuni dunia lari dengan intens selama tiga tahun terakhir.
Baginya, lari adalah medium untuk mengasah fisik sekaligus mental, mencerminkan prinsip hidup yang diyakininya:
“Nikmati setiap proses, yakin pada hasilnya, dan percaya bahwa keindahan akan datang pada waktunya.”
Yunita lahir di Madiun, Jawa Timur, karena sang ayah yang berprofesi sebagai anggota TNI AD saat itu sedang bertugas di sana.
Namun, ia menghabiskan masa kecil hingga remaja di Magelang, kota yang dikenal sebagai basis pendidikan militer.
“Sejak kecil, saya tinggal di lingkungan TNI. Kedisiplinan itu seperti sudah mendarah daging,” ujarnya.
Ayahnya menjadi sosok panutan yang membentuk karakternya.
Kebiasaan bangun pagi, patuh pada aturan, dan tanggung jawab adalah nilai-nilai yang melekat dalam kesehariannya.
Lingkungan ini pula yang kelak mendorongnya untuk mengikuti jejak sang ayah, meski dengan pilihan korps yang berbeda.
Jika ayahnya mengabdi di Angkatan Darat, Yunita memilih TNI Angkatan Udara.
Selama empat tahun terakhir, ia ditempatkan di Yogyakarta setelah sebelumnya berpindah-pindah tugas sesuai penugasan.
“Dunia militer adalah dasar hidup saya. Tapi, lari menjadi passion yang saya tekuni secara serius,” tuturnya.
Awalnya, lari hanya sekadar hobi untuk menjaga kebugaran.
Namun, tiga tahun lalu, ia memutuskan untuk berlatih lebih intensif. Setiap hari, selepas bertugas, ia menyempatkan diri berlari atau melakukan latihan fisik.
Kedisiplinan ala militer membantunya konsisten, bahkan saat jadwal dinas padat.
Uniknya, Yunita tidak membatasi diri dalam urusan makanan.
“Saya suka makan banyak dan tidak pilih-pilih makanan. Sebagai pelari, kita tidak boleh diet agar punya energi cukup,” katanya sambil tertawa.
Prinsip ini dipegangnya teguh. Menurutnya, tubuh membutuhkan asupan nutrisi seimbang untuk menunjang aktivitas lari dan latihan harian.
Meski begitu, ia tetap menjaga pola makan sehat tanpa berlebihan.
“Yang penting tetap bisa menikmati makanan sambil berolahraga,” tambahnya.
Di tengah kesibukannya, Yunita selalu menyempatkan diri untuk berbagi motivasi. Di akhir perbincangan, ia menyampaikan harapannya:
“Semoga di tahun ini, kita semua diberi kesehatan, umur panjang, rezeki yang lancar, dan kemudahan dalam segala urusan.”
Kalimat ini bukan sekadar ucapan formal, melainkan doa tulus yang ia panjatkan untuk orang-orang di sekitarnya, termasuk para pelari pemula yang seringkali ia temui di event lari.
Bagi Yunita, lari tidak sekadar tentang garis finis, tetapi tentang perjalanan.
Pesannya untuk pembaca profilnya pun jelas:
“Enjoy setiap prosesnya. Yakin sampai dengan sendirinya, nikmati setiap sakitnya, yakin indah pada waktunya.”
Ia meyakini bahwa kerja keras dan kesabaran akan berbuah manis.
“Jangan terpaku pada hasil instan. Latihan yang konsisten, mental yang kuat, dan sikap pantang menyerah itu kunci,” tegasnya.
Source image: Yunita

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










