Yustina Widya Pristanti, Jangan Bandingkan Progress Kita dengan Orang Lain!

Iniloh.com Jakarta- Di tengah kesibukan sebagai seorang Account Manager di perusahaan multinasional, Yustina Widya Pristanti atau yang akrab disapa Yustin, membuktikan bahwa olahraga bukan sekadar pelarian, melainkan jalan untuk mengenal diri.

Perempuan asal Weleri, Jawa Tengah, ini menjadikan lari sebagai ritme kehidupan, tempat ia menemukan keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kebutuhan jiwa.

Yustin tumbuh di Weleri, kota kecil yang ia gambarkan sebagai tempat “dinamis dengan nuansa pedesaan yang asri”.

Di sana, ia belajar arti ketekunan dari masyarakat sekitar yang gigih bekerja, namun tetap memelihara kehangatan hubungan sosial.

Weleri mengajarkan saya bahwa kesuksesan tak harus menghilangkan sisi manusiawi. Di balik kesibukan, kita tetap perlu menyapa tetangga atau menikmati senja di sawah,” tuturnya.

Kedekatannya dengan alam sejak kecil juga membentuknya menjadi pribadi yang menyukai aktivitas fisik, sekaligus menghargai proses alami dalam setiap pencapaian.

Sebagai Account Manager di PT. Kerry Ingredients Indonesia, Yustin terbiasa dengan target pekerjaan yang ketat dan jam kerja yang padat.

Namun, sejak tiga tahun lalu, ia menemukan penyeimbang: lari.

Awalnya, saya hanya ingin mencari cara untuk melepas stres. Tapi ternyata, lari menjadi ruang untuk recharge energi dan melatih konsistensi,” ungkapnya.

Ia menyisihkan waktu pagi sebelum bekerja atau akhir pekan untuk berlari, menjadikannya ritual yang tak tergantikan.

Bagi Yustin, lari dan pekerjaan saling melengkapi.

Di kantor, saya belajar negosiasi dan strategi. Di lintasan, saya belajar mendengarkan tubuh dan mengelola emosi. Keduanya mengajarkan disiplin, tapi dengan cara berbeda,” jelasnya.

Tak heran, medali half marathon pertamanya ia pajang di meja kerja, simbol bahwa batasan hanya ada di pikiran.

Meski baru menekuni lari secara serius dalam beberapa tahun terakhir, Yustin telah merasakan dampak mendalam dari hobi ini.

Sukanya jauh lebih banyak. Lari membuat saya lebih mengenal diri sendiri: seberapa kuat mental saya, kapan harus istirahat, atau cara menghadapi ‘tembok’ kelelahan,” ujarnya.

Ia juga kerap terinspirasi oleh komunitas pelari yang ia temui di berbagai event. “Mereka dari berbagai latar belakang, tapi semangatnya sama: ingin terus melangkah.”

Sejauh ini, Yustin telah menyelesaikan beberapa half marathon (21K) dan sedang mempersiapkan event serupa untuk mencetak rekor waktu terbaik.

Target saya bukan sekadar finis, tapi juga menikmati proses latihan. Setiap minggu, saya catat progres dan evaluasi,” tambahnya.

Di balik ambisinya, Yustin tetap menempatkan keluarga sebagai prioritas.

Doa saya sederhana: tubuh tetap sehat, hati kuat, pekerjaan diberkati, dan keluarga selalu jadi tempat pulang yang damai,” ucapnya.

Ia meyakini, karier dan hobi tak akan berarti tanpa dukungan orang terdekat.

Pulang ke rumah, mendengarkan cerita sanak family atau sekadar makan malam bersama itu recovery terbaik setelah hari panjang,” ujarnya.

Yustin kerap membagikan filosofi hidupnya di media sosial:

In running and in life  it’s okay to pause, it’s okay to slow down. As long as you keep going, you’re not lost.”

Pesan ini ia buktikan sendiri. Dulu, ia hanya bisa lari 3 kilometer sambil kehabisan napas. Kini, ia percaya bahwa konsistensi adalah kunci.

Banyak orang terjebak berpikir harus sempurna dulu baru mulai. Padahal, kesempurnaan itu dibentuk dari langkah kecil yang terus-menerus,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya menghargai diri sendiri:

Jangan bandingkan progresmu dengan orang lain. Fokuslah pada bagaimana kamu lebih baik dari versi kemarin.”

Kini, Yustin sedang merancang jadwal latihan untuk menaklukkan half marathon dengan waktu lebih cepat.

Impian jangka panjangnya? Mengajak lebih banyak wanita pekerja untuk aktif berolahraga.

Saya ingin buktikan bahwa kita bisa menjalankan banyak peran tanpa mengorbankan kesehatan,” tukasnya.

Melalui kisah Yustin, kita diajak melihat bahwa hidup bukanlah perlombaan, melainkan perjalanan yang perlu dinikmati, selangkah demi selangkah, dengan hati yang ikhlas dan kaki yang tak kenal lelah.

 

Source image: Yustina

You May Also Like

Amelia Gunawan, Fokus Progres Kita Sekecil Apapun Itu 
Amelia Gunawan, Fokus Progres Kita Sekecil Apapun Itu 
Median Aprilia, Langkah Kecil Adalah Awal dari Perjalanan Panjang 
Median Aprilia, Langkah Kecil Adalah Awal dari Perjalanan Panjang 
Meti Mutiara, Jangan Mudah Menyerah Percaya Pada Kemampuan Kita
Meti Mutiara, Jangan Mudah Menyerah Percaya Pada Kemampuan Kita
Yeni Chiem,Setiap Proses Adalah Latihan Panggung Lebih Besar 
Yeni Chiem,Setiap Proses Adalah Latihan Panggung Lebih Besar 
Dea Rizky Putri, Fashion Adalah Medium untuk Tunjukkan Identitas 
Dea Rizky Putri, Fashion Adalah Medium untuk Tunjukkan Identitas 
Vially Talita, Mimpi Layak Diperjuangkan Sekecil Apapun 
Vially Talita, Mimpi Layak Diperjuangkan Sekecil Apapun