Zidni Khasna, Jadilah Pribadi yang Berdaya!
Iniloh.com Jakarta,- Nama Zidni Khasna tak bisa dilepaskan dari nuansa damai Desa Magelang, Jawa Tengah, tempat ia menorehkan kenangan masa kecil yang membahagiakan.
“Desaku adalah desa yang cukup religius, asri dengan banyak sawah, kebun, sungai, dan kolam yang jernih,” kenangnya, menggambarkan kanvas hidup yang penuh warna alam dan kearifan lokal.
Masa kecilnya diwarnai petualangan menjelajahi sudut-sudut desa yang kini sulit ditemui di kota, sebuah kebebasan yang membentuk kecintaannya pada kesederhanaan dan keindahan bumi.
Lebih dari sekadar pemandangan, nilai-nilai luhur masyarakat desa yang ramah, saling membantu, dan bergotong royong saat ada acara desa menjadi fondasi karakternya.
Dari tanah Magelang inilah akar kebaikan dan rasa kebersamaan Zidni tumbuh subur.
Kisah hidup kemudian membawa Zidni merantau ke hiruk-pikuk Kota Tangerang.
Di tengah denyut kehidupan urban yang berbeda jauh dari ritme desanya, ia menemukan panggilan jiwa: dunia pendidikan.
Saat ini, kesibukan utamanya adalah mengabdikan diri sebagai pendidik di sebuah lembaga pendidikan di Tangerang, sekaligus menjadi freelancer di bidang pendidikan dan pengembangan diri (personal development).
Profesi ini bukan sekadar pekerjaan baginya, melainkan sebuah jalan hidup yang bermakna.
“Hal tersebut menjadi jalan karir dan semoga menjadi ladang pahalaku untuk sama-sama belajar menjadi pribadi yang lebih baik,” tutur Zidni dengan penuh ketulusan.
Baginya, mengajar adalah proses timbal balik; ia tak hanya memberi ilmu, tetapi juga terus belajar dan bertumbuh bersama murid-muridnya.
Dinamika menjadi pendidik diisi oleh hal-hal yang membuatnya bersemangat.
“Aku suka bertemu dengan berbagai karakter anak, orang tua bahkan teman-teman yang membuat hidupku lebih berwarna dan bermanfaat,” ungkapnya.
Interaksi dengan keragaman manusia ini memperkaya perspektifnya dan menguatkan rasa syukur.
Ditambah lagi, ia merasa beruntung dengan lingkungan kerja yang baik. Namun, seperti perjalanan hidup lainnya, ada tantangan yang harus dihadapi.
Duka terbesarnya adalah jarak tempuh yang cukup jauh ke tempat kerja, yang memakan waktu tidak sebentar.
Tapi, karakter Zidni yang dibentuk oleh rasa syukur dan kesadaran akan nikmat segera muncul. Ia memilih melihat sisi positif:
“Namun itupun aku syukuri karena masih ada orang lain yang ternyata lebih parah daripada aku.”
Filosofi ini menjadi tamengnya menghadapi rutinitas yang melelahkan.
Harapan Zidni untuk masa depan mengalir dari hati yang penuh doa dan cita-cita sederhana namun mendalam.
Ia berharap mampu menjalankan semua perannya – sebagai pendidik, anak, bagian dari keluarga, dan diri sendiri – dengan sebaik-baiknya.
Kesehatan dan umur panjang menjadi permintaannya, bukan untuk kemewahan, tapi sebagai bekal meraih cita-cita.
Ia ingin selalu diberikan yang terbaik oleh Tuhan dan diberikan kekuatan untuk melewati semua rintangan hidup dengan penuh makna dan hikmah.
Di antara impian besarnya, dua hal bersinar terang: kesempatan untuk melaksanakan ibadah umrah atau haji ke Makkah bersama seluruh keluarga, dan suatu hari nanti bisa kembali ke akarnya untuk menjalani slow living di desa asalnya, Magelang.
Ia membayangkan hidup dengan bahagia dan berkecukupan di tengah ketenangan dan keasrian yang pernah membentuknya, sebuah impian yang menyatukan nostalgia masa kecil dengan ketenangan di masa senja.
Pesan Zidni Khasna kepada dunia adalah seruan penuh keyakinan dan semangat pemberdayaan: “
Aku percaya bahwa setiap dari kita memiliki potensi luar biasa.”
Ia mengajak semua orang untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam setiap langkah dan menjadi pribadi yang berdaya, mampu mengoptimalkan potensi diri. Pesan pamungkasnya menyentuh inti kejujuran dan tekad:
“Ingatlah untuk menjadi dirimu sendiri dan raihlah mimpi-mimpimu!”
Source image: zidni

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










